Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan bangkitnya kembali sastra pesantren yang sempat dianggap mati. Dalam kumpulan puisi karangan Muh Zaky al-Garuty, terlihat bagaimana sastra tetap menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, cinta, dan kerinduan yang dalam. Puisi-puisi dalam buku ini tidak hanya mengeksplorasi perasaan pribadi, tetapi juga menggambarkan perjalanan seorang sastrawan yang terus berusaha menemukan makna kehidupan dan kekuatan dalam kesendirian. Dengan gaya penulisan yang bebas dan kreatif, Al-Garuty menunjukkan bahwa sastra tetap relevan dalam konteks modern, bahkan dalam dunia kepesantrenan yang seolah tenggelam dalam zaman. Buku ini menjadi bukti bahwa sastra pesantren tidak pernah benar-benar mati, melainkan bertransformasi dan tetap menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman dengan cara yang baru dan relevan.
Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan bangkitnya kembali sastra pesantren yang sempat dianggap mati. Dalam kumpulan puisi karangan Muh Zaky al-Garuty, terlihat bagaimana sastra tetap menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, cinta, dan kerinduan yang dalam. Puisi-puisi dalam buku ini tidak hanya mengeksplorasi perasaan pribadi, tetapi juga menggambarkan perjalanan seorang sastrawan yang terus berusaha menemukan makna kehidupan dan kekuatan dalam kesendirian. Dengan gaya penulisan yang bebas dan kreatif, Al-Garuty menunjukkan bahwa sastra tetap relevan dalam konteks modern, bahkan dalam dunia kepesantrenan yang seolah tenggelam dalam zaman. Buku ini menjadi bukti bahwa sastra pesantren tidak pernah benar-benar mati, melainkan bertransformasi dan tetap menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman dengan cara yang baru dan relevan.