Sinopsis Buku: Buku ini merupakan kisah perjalanan pendidikan dan perjuangan akademik yang luar biasa dari seorang santri difabel tunanetra yang berhasil menyelesaikan gelar doktor meskipun menghadapi tantangan fisik dan mental yang luar biasa. Buku ini tidak hanya menceritakan perjalanan pribadi penulis, tetapi juga menjadi pengingat dan semangat bagi para santri dan alumni Pondok Modern Gontor, serta bagi siapa pun yang menghadapi tantangan dalam perjalanan pendidikan. Penulis menceritakan bagaimana pendidikan di Gontor didesain untuk menghargai perbedaan, membangun karakter, dan mengembangkan kemampuan akademik serta spiritual. Prinsip *learning to know, learning to do, and learning to live together* bukan sekadar slogan, tetapi menjadi bagian integral dari sistem pendidikan yang dijalani para santri. Di Gontor, para santri diharuskan berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris, serta belajar menggunakan bahasa daerah secara terbatas, sebagai bentuk pembentukan karakter dan penghargaan terhadap keberagaman. Buku ini juga menyampaikan pesan penting tentang semangat belajar, ketekunan, dan kepercayaan diri dalam menghadapi segala tantangan, terlepas dari keterbatasan fisik atau mental. Penulis menggambarkan bagaimana keberhasilan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang kemampuan untuk tetap bersemangat, bersabar, dan berjuang demi mengejar impian. Dengan pendekatan yang penuh semangat, buku ini menjadi sumber inspirasi bagi para pembaca, terutama para santri, alumni, dan individu yang sedang menghadapi tantangan dalam kehidupan. Buku ini juga mencerminkan nilai-nilai keagamaan, toleransi, dan keberagaman yang menjadi ciri khas pendidikan di Pondok Modern Gontor.
Konfigurasi cara pandang berfikih masyarakat yang toleran lahir dari konfigurasi pendidikan fikih yang inklusif begitu juga sebaliknya konfigurasi berfikih yang intoleran lahir dari konfigurasi pendidikan fikih yang eksklusif Selama ini model pendidikan fikih yang dikembangkan di pesantren mempunyai kecenderungan untuk membangun tembok primordialitas fikih yang eksklusif Bahkan fikih yang merupakan wilayah profan kerap kali harus disakralkan dan tidak jarang sakralisasi tersebut berujung pada absolutely truth claim dan mengarah pada blind obidience Pada momentum inilah Pondok Modern Darussalam Gontor mencoba melampaui sekat sekat tembok primordialitas golongan dengan model pendidikan fikih beyond the wall
Jumlah Halaman | 229 |
---|---|
Kategori | Agama |
Penerbit | Inteligensia Media |
Tahun Terbit | 2022 |
ISBN | 978-623-381-007-4 |
eISBN | proses |