Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan kisah sejarah yang tersembunyi tentang kehadiran tentara asal Afrika, yang dikenal sebagai *Londo Ireng*, di Kabupaten Purworejo pada masa kolonial Belanda. Buku ini berjudul *“Mengungkap Hilangnya Jejak Londo Ireng Tentara Asal Afrika di Purworejo”* yang ditulis oleh Riska Ari Nurhastuti dan Tannisa Ardelia Fortuna. Penulis menjelaskan secara mendalam tentang kedatangan para tentara Afrika yang bekerja sebagai tentara bayaran Belanda, serta jejak-jejak sejarah yang masih tersisa hingga kini. Buku ini juga membahas perubahan keadaan setelah kemerdekaan Indonesia dicapai, yang menyebabkan hilangnya jejak para tentara tersebut. Selain itu, buku ini juga menyoroti pentingnya pelestarian dan pengelolaan sumber sejarah agar nilai historisnya tetap terjaga. Buku ini merupakan upaya untuk mengingatkan masyarakat akan keberadaan dan peran sejarah para tentara Afrika yang pernah berada di Purworejo.
p ldquo Jika melakukan sesuatu yang kurang tepat orang Jepang membuang semuanya ke lantai Kau tidak boleh bicara kau tidak boleh melakukan apa apa hellip Orang Jepang berdiri di belakang jika tidak sigap bekerja Jari jarimu akan dipukul rdquo Gusta Van der Meul Beelt dalam Ineke 2011 246 p p ldquo Tidak ingin menjadi budak mencari kebebasan dari bosnya suka berperang sukarela hidupnya tidak sia sia rdquo Endri Kusruri 2019 p p ldquo Itu sesuai dengan Londo Ireng itu kan biaya murah pemikirannya primitif kalau sikap bengisnya itu kan termasuk strategi Belanda rdquo Nuryadin 2019 p p ldquo Kedudukan mereka dianggap setara dengan orang Belanda Namun sebagai konsekuensinya identitas budaya mereka menjadi tidak terlalu menonjol di Purworejo dibanding masyarakat asing lain seperti masyarakat Eropa dan Tionghoa rdquo Lengkong Sanggar Ginaris 2019 p p ldquo Kampung kita mempunyai nilai sejarahnya itu menjadi kebanggaan tersendiri Warga senang mempunyai kampung yang terkenal di mana mana rdquo Winuningsih 2019 p p ldquo Saya pergi dengan pemuda Hindia Belanda dan Belanda berdansa dan sebagainya Tetapi untuk berpacaran mdash tidak Kami tidak berkencan dengan orang Indonesia kami juga tidak ke rumahnya Mereka memang satu sekolah dengan kami tetapi kami tidak bergaul di luar sekolah rdquo Evelien Cordus Klink dalam Ineke 2011 225 p