Sinopsis Buku: Buku *MENGISLAMKAN NEGARA SEKULER: Partai Refah, Militer, dan Politik Elektoral di Turki* karya Syahrul Hidayat menyajikan analisis mendalam mengenai proses transformasi politik di Turki, khususnya dalam konteks upaya mengislamkan negara sekuler. Buku ini berfokus pada peran Partai Refah, institusi militer, serta dinamika politik elektoral dalam membentuk identitas dan arah kebijakan negara tersebut. Penulis menjelaskan bagaimana meskipun Turki memiliki sejarah panjang dalam sistem kekhalifahan Islam, negara ini justru mengambil langkah untuk membangun identitas sekuler berdasarkan revolusi modern yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Atatürk. Namun, di tengah upaya mengislamkan negara sekuler ini, partai-partai Islam, seperti Partai Refah, mulai muncul dan berusaha memasuki arena politik, yang menimbulkan perdebatan mengenai kompatibilitas antara prinsip Islam dan sistem demokrasi. Buku ini juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh partai-partai Islam dalam konteks demokrasi, termasuk kesulitan untuk mengembangkan ideologi yang relevan dengan kebutuhan pemilih mayoritas yang tidak secara ideologis terikat pada Islam. Penulis mencatat bahwa di beberapa negara Muslim, partai-partai Islam mulai bertransformasi menjadi lebih moderat, seperti Partai Wasat di Mesir, yang menawarkan pendekatan lebih lunak terhadap Islam dalam konteks politik. Selain itu, buku ini juga membahas peran militer dalam memastikan stabilitas politik dan menjaga kebebasan sipil, sekaligus menjaga keseimbangan antara kekuasaan sipil dan militer. Dengan menggabungkan studi kasus Turki dan Indonesia, buku ini menjadi referensi penting dalam memahami dinamika politik dan upaya mengislamkan negara sekuler dalam konteks demokrasi modern.
Sinopsis Buku: Buku *MENGISLAMKAN NEGARA SEKULER: Partai Refah, Militer, dan Politik Elektoral di Turki* karya Syahrul Hidayat menyajikan analisis mendalam mengenai proses transformasi politik di Turki, khususnya dalam konteks upaya mengislamkan negara sekuler. Buku ini berfokus pada peran Partai Refah, institusi militer, serta dinamika politik elektoral dalam membentuk identitas dan arah kebijakan negara tersebut. Penulis menjelaskan bagaimana meskipun Turki memiliki sejarah panjang dalam sistem kekhalifahan Islam, negara ini justru mengambil langkah untuk membangun identitas sekuler berdasarkan revolusi modern yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Atatürk. Namun, di tengah upaya mengislamkan negara sekuler ini, partai-partai Islam, seperti Partai Refah, mulai muncul dan berusaha memasuki arena politik, yang menimbulkan perdebatan mengenai kompatibilitas antara prinsip Islam dan sistem demokrasi. Buku ini juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh partai-partai Islam dalam konteks demokrasi, termasuk kesulitan untuk mengembangkan ideologi yang relevan dengan kebutuhan pemilih mayoritas yang tidak secara ideologis terikat pada Islam. Penulis mencatat bahwa di beberapa negara Muslim, partai-partai Islam mulai bertransformasi menjadi lebih moderat, seperti Partai Wasat di Mesir, yang menawarkan pendekatan lebih lunak terhadap Islam dalam konteks politik. Selain itu, buku ini juga membahas peran militer dalam memastikan stabilitas politik dan menjaga kebebasan sipil, sekaligus menjaga keseimbangan antara kekuasaan sipil dan militer. Dengan menggabungkan studi kasus Turki dan Indonesia, buku ini menjadi referensi penting dalam memahami dinamika politik dan upaya mengislamkan negara sekuler dalam konteks demokrasi modern.