Buku ini mengurai tentang manusia autentik insan kamil dalam perspektif Jalaluddin Rumi Kajian ini membahas pemikiran Rumi tentang misitisme cinta konsep khudi dan kebebasan manusia serta takdir Selain itu penilitian ini juga memberikan uraian sekilas tentang implikasi pemikiran Rumi tentang manusia autentik bagi keberagaman kontemporer serta relevansinya bagi manusia modern dalam mengatasi masalah dirinya Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemecahan persoalan jati diri manusia yang kerap teralienasi dan diabaikan oleh kebanyakan manusia modern Secara garis besar bahasan dalam buku ini menunjukkan bahwa bagi Jalaluddin Rumi eksistensi manusia tidak bisa dilepaskan dari eksistensi Tuhan yang dipahami sebagai Diri Mutlak Keberadaan Tuhan justru menjamin kebebasan yang sesungguhnya Karenanya Tuhan mengajarkan bahwa untuk menjadi diri autentik manusia harus senantiasa mengaktualisasikan dirinya Manusia dipandang bebas manakala individualitasnya diasah dan diteguhkan terus menerus hingga menemukan dirinya dan menjadi kekuatan diri yang bersemi dari dalam bukan dari luar dirinya apalagi dari orang lain dan kelompok masyarakat tertentu Buku ini mengurai tentang manusia autentik insan kamil dalam perspektif Jalaluddin Rumi Kajian ini membahas pemikiran Rumi tentang misitisme cinta konsep khudi dan kebebasan manusia serta takdir Selain itu penilitian ini juga memberikan uraian sekilas tentang implikasi pemikiran Rumi tentang manusia autentik bagi keberagaman kontemporer serta relevansinya bagi manusia modern dalam ...mengatasi masalah dirinya Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemecahan persoalan jati diri manusia yang kerap teralienasi dan diabaikan oleh kebanyakan manusia modern Secara garis besar bahasan dalam buku ini menunjukkan bahwa bagi Jalaluddin Rumi eksistensi manusia tidak bisa dilepaskan dari eksistensi Tuhan yang dipahami sebagai Diri Mutlak Keberadaan Tuhan justru menjamin kebebasan yang sesungguhnya Karenanya Tuhan mengajarkan bahwa untuk menjadi diri autentik manusia harus senantiasa mengaktualisasikan dirinya Manusia dipandang bebas manakala individualitasnya diasah dan diteguhkan terus menerus hingga menemukan dirinya dan menjadi kekuatan diri yang bersemi dari dalam bukan dari luar dirinya apalagi dari orang lain dan kelompok masyarakat tertentu