Sinopsis Buku: Mencegah Lalai dengan Zikir Buku ini menyajikan sebuah cerita menghibur tentang seorang burung yang malas dan tidak ingin terbang meskipun ia memiliki sayap. Dalam cerita tersebut, burung ini lebih memilih berjalan kaki daripada terbang, sehingga dianggap malas oleh teman-temannya. Cerita ini menjadi ilustrasi yang menyentuh tentang sifat malas dan lalai yang dapat mengikis potensi yang telah diberikan oleh Allah. Buku ini juga mengajarkan pentingnya mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia, sesuai dengan arahan dan anugerah dari Allah Swt. Buku ini menekankan bahwa potensi yang diberikan tidak akan menghasilkan manfaat tanpa usaha dan perjuangan. Dalam konteks keimanan, seseorang harus serius beriman, mengenali fitrah kesucian diri, dan menggali serta mengembangkan potensi tersebut. Selain itu, buku ini juga menjelaskan peran penting zikir dalam kehidupan seorang muslim. Zikir bukan hanya ritual semata, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang aktual. Zikir diibaratkan sebagai kompas dan peralatan mesin kapal bagi seorang nakhoda, yang membimbingnya agar tidak tersesat dalam kehidupan. Dengan zikir, seseorang diingatkan untuk tetap beribadah, tidak lalai, dan menjalani hidup dengan makna dan tujuan yang jelas. Buku ini juga mengingatkan bahwa sifat lalai dan bermalas-malasan adalah sifat yang harus dijauhi karena dapat mengikis potensi dan menunjukkan ketidaksyukuran terhadap karunia Allah. Dengan menghindari sifat lalai, seseorang dapat mengembangkan diri secara holistik, baik dalam aspek duniawi maupun ukhrawi. Buku ini disusun untuk membantu pembaca, terutama anak didik, dalam menumbuhkan nilai-nilai ketaatan dan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat membuka pintu hati pembaca untuk selalu mengingat dan menyertakan Allah dalam setiap tindakan, serta meningkatkan kecintaan terhadap-Nya.
Zikir bukan hanya sekadar ritual melainkan sebuah awal dari perjalanan hidup yang aktual Zikir bagaikan kompas dan seluruh peralatan mesin kapal bagi nahkoda tersebut Nakhoda yang asyik dengan pelayarannya tanpa mempedulikan kompas dan peralatan akan tersesat dan tidak mungkin dapat kembali dengan selamat Maka sang nahkoda tersebut termasuk ke dalam golongan yang lalai Orang orang yang lalai hidupnya hanya akan berjalan di tempat Bertambahnya usia tidak dibarengi dengan bertambahnya kualitas diri Intinya sifat lalai adalah sifat yang sudah seharusnya kita jauhi karena sifat lalai dan bermalas malasan atau berlambat lambatan hanya akan mengikis bahkan mengubur potensi yang kita miliki Lebih dari itu sifat lalai juga menunjukkan ketidaksyukuran kita akan karunia Allah Islam mengajarkan kepada kita untuk berhati hati terhadap sifat lalai bahkan Allah swt telah mencela kelalaian serta memperingatkan supaya tidak terjatuh di dalam golongan orang orang yang lalai