Sinopsis Buku: *Menatap Indonesia dari Kampus Bulaksumur Jilid 2* Buku ini merupakan karya yang lahir dari Kementrian Kajian Strategis BEM KM UGM 2017, yang berupaya menjadi ruang diskursus kritis dan advokatif dalam konteks pendidikan dan perjuangan sosial. Buku ini menggambarkan peran penting kampus sebagai tempat pembentukan generasi intelektual yang tidak hanya memahami pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penggerak perubahan. Dalam buku ini, penulis menjelaskan bahwa pendidikan bukan sekadar mengisi kepala, tetapi juga mengubah cara berpikir dan bertindak. Pendidikan harus menjadi sarana untuk membebaskan diri dari keterpurukan, memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terpinggirkan, dan menjadi medium untuk kritik sosial serta alternatif perubahan. Buku ini juga menekankan pentingnya konsistensi dalam berada di pihak yang lemah, serta menolong sesama tanpa egoisme. Melalui pendekatan multikultural dan kolaboratif, buku ini menawarkan strategi untuk menghadapi berbagai tantangan sosial yang ada. Selain itu, buku ini juga memperkenalkan pentingnya kesadaran kolektif, serta peran kampus dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap isu-isu nasional. Buku ini mengajak pembaca untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku perubahan. Dengan bahasa yang tajam, reflektif, dan penuh semangat, buku ini menjadi panduan bagi mahasiswa dan akademisi untuk menjadikan pendidikan sebagai alat pembebasan, bukan sekadar alat untuk kemapanan. Dengan demikian, buku ini tidak hanya memberikan wawasan akademis, tetapi juga menjadi pemicu aksi dan perubahan sosial yang lebih adil dan inklusif.
Sinopsis Buku: *Menatap Indonesia dari Kampus Bulaksumur Jilid 2* Buku ini merupakan karya yang lahir dari Kementrian Kajian Strategis BEM KM UGM 2017, yang berupaya menjadi ruang diskursus kritis dan advokatif dalam konteks pendidikan dan perjuangan sosial. Buku ini menggambarkan peran penting kampus sebagai tempat pembentukan generasi intelektual yang tidak hanya memahami pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penggerak perubahan. Dalam buku ini, penulis menjelaskan bahwa pendidikan bukan sekadar mengisi kepala, tetapi juga mengubah cara berpikir dan bertindak. Pendidikan harus menjadi sarana untuk membebaskan diri dari keterpurukan, memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terpinggirkan, dan menjadi medium untuk kritik sosial serta alternatif perubahan. Buku ini juga menekankan pentingnya konsistensi dalam berada di pihak yang lemah, serta menolong sesama tanpa egoisme. Melalui pendekatan multikultural dan kolaboratif, buku ini menawarkan strategi untuk menghadapi berbagai tantangan sosial yang ada. Selain itu, buku ini juga memperkenalkan pentingnya kesadaran kolektif, serta peran kampus dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap isu-isu nasional. Buku ini mengajak pembaca untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku perubahan. Dengan bahasa yang tajam, reflektif, dan penuh semangat, buku ini menjadi panduan bagi mahasiswa dan akademisi untuk menjadikan pendidikan sebagai alat pembebasan, bukan sekadar alat untuk kemapanan. Dengan demikian, buku ini tidak hanya memberikan wawasan akademis, tetapi juga menjadi pemicu aksi dan perubahan sosial yang lebih adil dan inklusif.