Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan upaya-upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam meningkatkan minat baca dan literasi di Indonesia. Dalam konteks modern, literasi tidak hanya diukur dari kemampuan membaca buku cetak, tetapi juga dari kemampuan mengakses bahan bacaan dalam format digital, terutama melalui smartphone. Buku ini menjelaskan bahwa akses ke e-book yang didesain khusus untuk smartphone menjadi kunci dalam meningkatkan literasi di tengah perkembangan teknologi informasi yang pesat. Buku ini juga membahas hasil survei literasi internasional yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-60 dari 61 negara, yang menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi. Dalam upaya meningkatkan minat baca, berbagai gerakan seperti Duta Baca Indonesia, Gerakan Literasi Sekolah, dan program Street Library di Bandung terus berupaya membangun kebiasaan membaca di kalangan masyarakat. Selain itu, buku ini juga menjelaskan sejarah dan konsep Anarkisme, yang muncul sebagai paham yang menolak hierarki dan menekankan kebebasan individu. Dengan menggabungkan isu literasi, teknologi, dan sejarah, buku ini menjadi panduan yang mendalam tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk membangun masyarakat yang lebih literat dan berliterasi.
Sementara Anarkisme ala Proudhon mengarah pada Sosialisme sehingga dekat dengan Marxisme Kata Anarkisme itu sendiri pertama kali muncul dalam buku Prudhon yang berjudul What Is Property Walau secara pemahaman dekat Martin berujar Anarkisme Sosialis dan Marxisme berbeda dan justru tidak begitu akur
Jumlah Halaman | 51 |
---|---|
Kategori | Hukum |
Penerbit | Tempo Publishing |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-05-1077-9 |