Pria lainnya terprovokasi Obor obor itu dengan cepat mengepung sekeliling rumah Kilatan kuning bercampur jingga mulai merambat dan menyambar apa saja yang ada di dekatnya Manusia Setengah Udang Didorong rasa penasaran pemuda itu melangkahkan kaki ke dalam Sekelilingnya tiba tiba gelap Tubuh pemuda itu tersedot ke dalam pusaran Pusaran Hitam dan Kisah Tersembunyi di Baliknya Bola mata putihnya terlihat mendominasi Kedua tangannya bergerak dengan beringas layaknya harimau yang mengamuk Dia mencakar cakar beberapa pemain lain Sesajen untuk Reog Cemandi Di hari ketiga dia berpindah tempat menuju rumpun bambu di belakang rumahnya Hawa dingin yang membuat gigil diabaikannya Pun bulu kuduk yang mendadak meremang karena harus berlama lama di tempat yang terbilang angker Memeluk Gulita Gusti Adipati menyeret putri semata wayangnya dengan kasar ke pendopo dekat lapangan Kadipaten Wajahnya semerah bara Alisnya berkerut hingga hampir terpaut Diikuti Nyai yang tersuruk suruk mengikuti langkah Gusti Adipati seraya memegangi kakinya Setengah menjerit dia berusaha menghalangi aksi sang suami Tangisnya bercucuran pilu Sabda Pandita Ratu Pria lainnya terprovokasi Obor obor itu dengan cepat mengepung sekeliling rumah Kilatan kuning bercampur jingga mulai merambat dan menyambar apa saja yang ada di dekatnya Manusia Setengah Udang Didorong rasa penasaran pemuda itu melangkahkan kaki ke dalam Sekelilingnya tiba tiba gelap Tubuh pemuda itu tersedot ke dalam pusaran Pusaran Hitam dan ...Kisah Tersembunyi di Baliknya Bola mata putihnya terlihat mendominasi Kedua tangannya bergerak dengan beringas layaknya harimau yang mengamuk Dia mencakar cakar beberapa pemain lain Sesajen untuk Reog Cemandi Di hari ketiga dia berpindah tempat menuju rumpun bambu di belakang rumahnya Hawa dingin yang membuat gigil diabaikannya Pun bulu kuduk yang mendadak meremang karena harus berlama lama di tempat yang terbilang angker Memeluk Gulita Gusti Adipati menyeret putri semata wayangnya dengan kasar ke pendopo dekat lapangan Kadipaten Wajahnya semerah bara Alisnya berkerut hingga hampir terpaut Diikuti Nyai yang tersuruk suruk mengikuti langkah Gusti Adipati seraya memegangi kakinya Setengah menjerit dia berusaha menghalangi aksi sang suami Tangisnya bercucuran pilu Sabda Pandita Ratu