Sinopsis Buku: Dalam sebuah perjalanan yang penuh makna, Nawang Lu, seorang putri cantik keturunan Cina, dan Dimas Jasad, cucunya yang saleh, mengembara ke Pulau Jawa. Dengan dibimbing oleh nenek yang penuh kasih, mereka menempuh perjalanan yang tidak memiliki tujuan pasti, hanya mengikuti langkah hati. Setelah berhari-hari berjalan, mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang duduk di bawah pohon asam, dan bersama-sama beristirya. Dari sana, perjalanan mereka melanjutkan dengan mengarungi hutan, sawah, dan perkampungan, hingga akhirnya mereka membangun tempat tinggal sederhana, membangun langgar untuk mengaji, dan membuka lahan pertanian serta perkebunan yang subur. Hasil kerja keras mereka menghasilkan panen padi yang melimpah, dan akhirnya terbentuklah pasar baru yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Dari perjalanan dan usaha mereka, munculah asal mula nama Dukuh Kronggen, serta munculnya seorang kyai yang diangkat menjadi demang, yang menjadi tokoh penting dalam sejarah wilayah tersebut. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mudah, mereka juga menghadapi bencana serangan hama tikus, yang kemudian berhasil diusir dengan usaha yang gigih. Cerita ini bercerita tentang perjuangan, ketekunan, dan semangat beribadah yang menjadi penggerak utama dalam pembangunan masyarakat. Dengan narasi yang penuh makna dan kisah yang menginspirasi, buku ini menyajikan legenda Dukuh Kronggen sebagai bagian dari sejarah dan warisan budaya yang layak dijaga dan dilestarikan.
Legenda Dukuh Kronggen di Kabupaten Grobogan mengisahkan tentang pengembara dari negeri seberang yang sampai ke Pulau Jawa bernama nyai Nawang Lu dan seorang cucunya bernama Dimas Jasad Setelah melanglang buana sampailah di suatu tempat dan bertemu dengan Kakek Ki Buyud Atas saran dari Kakek Ki Buyut Nyai Nawang Lu dan Dimas Jasad menetap dan membuka lahan di tempat itu Dibangunnya tempat tinggal langgar untuk mengaji serta lahan pertanian dan perkebunan Dengan melimpahnya hasil pertanian dan perkebunannya tempat itu jadi memiliki pasar yang terkenal dengan dagangan karung goni nya yang tidak ada di pasar lain Oleh warga sekitar pasar tersebut diberi nama Pasar Kronggen Kronggen berasal dari kata Karung dan Ngen bahasa Jawa yang bisa diartikan kurang lebihnya demikian Meskipun hanya dengan sebuah karung daerah ini dapat dikenal orang Hanya dari sebuah karung dapat menghasilkan rezeki dan hanya dari sebuah karung dapat membantu para petani Dukuh Kronggen maju berkat perjuangan Kiai Jasad sehingga warganya mengangkatnya menjadi Demang Kronggen dengan sebutan Ki Demang Kiai Jasad Pernah masyarakat dibuat resah oleh hama tikus yang dengan sangat brutal menghabiskan hasil pertanian dan perkebunan milik para petani Berkat kemampuan dan kesaktian Ki Demang dia dapat mengusir hama tikus dalam waktu satu malam Ki Demang bertarung mati matian mengusir raja tikus agar mereka mau kembali ke hutan Raja tikus bersikeras tetap ingin membalas dendam karena hutannya telah dirusak oleh warga Namun dengan segala pengertian warga akhirnya melepaskan raja tikus dan mereka sama sama berjanji untuk tidak mengganggu satu sama lain
| Jumlah Halaman | 74 |
|---|---|
| Kategori | Novel |
| Penerbit | CV. Pustaka MediaGuru |
| Tahun Terbit | 2020 |
| ISBN | 978-623-272-129-6 |
| eISBN |