Sinopsis Buku: Buku ini mengisahkan kisah perlawanan atas kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kepentingan pihak tertentu. Cerita dibuka dengan pengalaman seorang remaja, An (16 tahun), yang tinggal bersama Nenek di kampung Sungai Putih, Magelang. Kampungnya yang subur dan dianugerahi alam yang indah, justru menjadi sasaran penambangan besar-besaran yang mengancam kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan semangat dan keinginan untuk berubah, An berusaha melawan kehancuran yang terus terjadi, sambil menjaga nilai-nilai kehidupan yang diterimanya dari Nenek. Buku ini juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat strata bawah dalam menghadapi perubahan sosial dan ekonomi, serta bagaimana pendidikan menjadi sarana untuk membebaskan diri dari penipuan dan ketimpangan. Dengan narasi yang penuh emosi dan kepedulian, buku ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat.
Kampung Sungai Putih adalah jalur lahar dingin Merapi Sekalinya erupsi masyarakat kebanjiran rezeki Namun material berharga tersebut juga menarik orang orang asing yang serakah Intrik dan tipu muslihat dimainkan untuk melakukan penambangan yang merusak An dan teman temannya berusaha melawan walau di tengah keterbatasan Segala kepentingan saling berbenturan Sungai Putih hanyalah permulaan untuk mengeruk bagian lain dari kampungnya Sendang Biru area yang memiliki potensi emas melebihi tambang Grasberg di Papua Tanah kampung diambang eksploitasi Tidak hanya sekadar berjuang mempertahankan kampung dari penjarahan sumber daya alam An turut meniti mozaik masa lalunya yang penuh misteri