Ibu di Hatiku Oleh Nimas Aksan Menjadi seorang ibu bukan melulu perkara hamil dan melahirkan Tanpa harus berdiam di rahimnya aku tahu dialah ibu yang dipilihkan Tuhan untukku Sekali lagi aku menguap sekadar memberi tanda pada pria di sebelahku untuk diam dan tidak berusaha bicara lagi Karena demi Tuhan sudah dua jam dia menyiksaku dengan ceramahnya Jadi Eliana begitu kan namamu Setidaknya meski kita mengalami kejadian terburuk sekalipun kita mesti tetap bersyukur karena diberi kesempatan terlahir sebagai manusia Kau tak bisa bayangkan bukan bila kita dilahirkan sebagai kecoa Atau semut merah ocehnya menutup serentetan pidato panjangnya Atau cecak selaku asal Atau mungkin toilet kereta api ini Lelaki itu menatapku dengan pandangan meremehkan seolah aku makhluk paling bodoh di dunia Toilet itu benda mati Memangnya kenapa Apakah dalam aliran sektenya tak disebutkan kemungkinan itu Aku melorotkan tubuhku lalu mencoba memejamkan mata Lelaki itu membiarkanku purapura terlelap padahal alam pikiranku merambah ke mana mana Mengasingkan diri dari suara deru halus kereta api Argo Dwipangga yang merayap menembus malam Kau harus menemuinya dialah ibu kandungmu ucap halus Ibu seraya menyodorkan majalah wanita dewasa yang memajang cover seorang artis paruh baya yang masih tampak jelita Kami sedang duduk bertiga di meja makan tadi pagi Aku Ibu dan Arya tunanganku Belum cukup mengejutkan bagiku menerima kebenaran yang baru saja diungkap hanya seminggu sebelum Arya resmi menikahiku Kebenaran bahwa aku bukan anak kandung ayah dan ibuku Kebenaran yang tak hanya membuatku shock cukup parah tapi juga membuatkuIbu di Hatiku Oleh Nimas Aksan Menjadi seorang ibu bukan melulu perkara hamil dan melahirkan Tanpa harus berdiam di rahimnya aku tahu dialah ibu yang dipilihkan Tuhan untukku Sekali lagi aku menguap sekadar memberi tanda pada pria di sebelahku untuk diam dan tidak berusaha bicara lagi Karena demi Tuhan sudah dua ...jam dia menyiksaku dengan ceramahnya Jadi Eliana begitu kan namamu Setidaknya meski kita mengalami kejadian terburuk sekalipun kita mesti tetap bersyukur karena diberi kesempatan terlahir sebagai manusia Kau tak bisa bayangkan bukan bila kita dilahirkan sebagai kecoa Atau semut merah ocehnya menutup serentetan pidato panjangnya Atau cecak selaku asal Atau mungkin toilet kereta api ini Lelaki itu menatapku dengan pandangan meremehkan seolah aku makhluk paling bodoh di dunia Toilet itu benda mati Memangnya kenapa Apakah dalam aliran sektenya tak disebutkan kemungkinan itu Aku melorotkan tubuhku lalu mencoba memejamkan mata Lelaki itu membiarkanku purapura terlelap padahal alam pikiranku merambah ke mana mana Mengasingkan diri dari suara deru halus kereta api Argo Dwipangga yang merayap menembus malam Kau harus menemuinya dialah ibu kandungmu ucap halus Ibu seraya menyodorkan majalah wanita dewasa yang memajang cover seorang artis paruh baya yang masih tampak jelita Kami sedang duduk bertiga di meja makan tadi pagi Aku Ibu dan Arya tunanganku Belum cukup mengejutkan bagiku menerima kebenaran yang baru saja diungkap hanya seminggu sebelum Arya resmi menikahiku Kebenaran bahwa aku bukan anak kandung ayah dan ibuku Kebenaran yang tak hanya membuatku shock cukup parah tapi juga membuatku