Sinopsis Buku: Buku ini mengisahkan kisah hidup Hiram, seorang anak laki-laki yang baru berusia tujuh tahun, yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dalam suatu hari, Hiram dan ibunya, Fatikha, menatap pelangi yang terbentang di ufuk jauh. Hiram bertanya tentang makna pelangi, dan Fatikha menjelaskan bahwa pelangi adalah lukisan Tuhan dan juga merupakan pembiasan cahaya matahari oleh butiran air. Dalam cerita ini, Fatikha juga menceritakan berbagai legenda dan dongeng tentang pelangi, termasuk kisah Dewi Iris dan Dewi Nuwa. Selain itu, buku ini juga menggambarkan kehidupan Fatikha, seorang janda yang bekerja sebagai buruh pemecah batu dan relawan guru mengaji. Ia berjuang menghadapi tantangan di tengah konflik sosial dan lingkungan, terutama dalam membela Eleina, seorang aktivis lingkungan. Dalam proses ini, Fatikha bertemu dengan Hiram, anak semata wayangnya, yang menjadi sumber kekuatan dan kehangatan dalam hidupnya. Buku ini tidak hanya menyajikan kisah tentang pelangi dan kehidupan sehari-hari, tetapi juga menggambarkan perjalanan spiritual, kehidupan keluarga, dan perjuangan sosial yang melibatkan keberagaman budaya dan latar belakang kehidupan. Dengan bahasa yang sederhana namun dalam, buku ini membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh makna dan keindahan, di mana setiap warna pelangi menjadi simbol dari keindahan dan kekuatan Tuhan.
Fatikha tidak menyangka kehadirannya di bumi Ngurawan mengubah arus kehidupannya Fatikha bukan saja menjadi buruh perempuan pemecah batu pendidik agama yang pulang pergi menumpang truk pengangkut pasir dan membesarkan Hiram anak semata wayangnya seorang diri Fatikha juga dipaksa berhadapan dengan hegemoni kekuasaan Bumi Ngurawan tidak hanya menawarkan pemandangan yang eksotik klasik dan memiliki tambang pasir yang kualitasnya dikenal sangat baik tetapi juga menyuguhkan drama kehidupan yang mengejutkan panggung yang mendeskripsikan benturan keniscayaan antara cinta pengorbanan kegigihan dan kehormatan Kubah di Atas Pasir adalah bagian dari semua itu