Sinopsis Buku: Buku ini membahas tentang proses kriopreservasi oosit sapi yang telah mencapai tahap metafase II, dengan fokus pada penggunaan krioprotektan Etilen Glikol. Penelitian ini meninjau perubahan morfologi, viabilitas, tingkat fertilisasi, integritas zona peluzida, serta struktur sitokineton oosit berbasis mikrotubulus sebagai indikator kualitas setelah proses pembekuan. Buku ini bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan bagi mahasiswa dan peneliti pemula yang tertarik pada bidang manipulasi oosit, khususnya dalam aspek kultur dan kriopreservasi. Penulis juga menekankan pentingnya keterlibatan dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan kualitas penulisan ini. Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahjuningsih dan diterbitkan oleh Universitas Brawijaya Press pada tahun 2013.
Oosit mamalia memiliki daya tahan hidup yang sangat terbatas sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama pada suhu kamar Keterbatasan waktu simpan ini dapat diatasi dengan teknik Kriopreservasi oosit Kriopreservasi oosit adalah penyimpanan oosit pada suhu yang sangat rendah 196 C Prinsip dasar Kriopreservasi adalah proteksi sel dari efek pembekuan chilling menghindari terbentuknya kristal es intraseluler dehidrasi meminimalkan efek negatif dari krioprotektan dan suhu yang sangat rendah Teknik kriopreservasi yang baik akan dapat mempertahankan morfologi viabilitas struktur dan fungsi biologis oosit dengan cara mereduksi fungsi dan aktivitas metabolik sel dengan meminimalkan terjadinya kerusakan membran maupun organel sel Keberhasilan kriopreservasi oosit akan memungkinkan tersedianya oosit beku frozen oocyte sehingga mempermudah pengaturan waktu di dalam produksi embrioin vitro dan secara umum merupakan upaya penyimpanan dan pemeliharaan plasma nutflah Penelitian tentang kriopreservasi oosit merupakan obyek yang sangat mearik untuk dikaji karena bebrapa kesulitan yang harus diatasi yaitu kerusakan membran sel kumulus sitoskeleton droplet lipida dan spindle meiosis eksositosis granula kortek prematur dan pengerasan hardening zona pelusida yang menyebabkan penurunan fertilization rate Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kriopreservasi oosit yaitu metode kriopreservasi jenis dan konsentrasi krioprotektan intraseluler serta ekstraseluler keadaan oosit oosit yang belum matang immature oocyte atau oosit yang telah mencapai tahap metaphase II suhu dan lama ekuilibrasi Oosit sapi dapat dilakukan kriopreservasi pada stadium germinal vesicle GV atau metafase II namun hasil penelitian menunjukkan kemampuan fertilisasi lebih besar pada saat oosit mencapai tahap metafase II dibandingkan dengan GV Buku ini terdiri atas topik pembahasan kriopreservasi oosit sapi yang telah mencapai tahap metafase II menggunakan teknik vitrikasi dengan krioprotektan intraseluler Etilen Glikol dan memberikan data tentang aspek perubahan morfologi viabilitas tingkat fertilisasi integritas zona peluzida dan struktur sitokeleton oosit berbasis mikrotubulus
Jumlah Halaman | 70 |
---|---|
Kategori | Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kelautan |
Penerbit | UB PRESS |
Tahun Terbit | 2013 |
ISBN | 978-602-203-115-4 |
eISBN | 978-602-203-116-1 |