Sinopsis Buku: Buku ini adalah antologi puisi yang menggambarkan keindahan, kebenaran, dan nilai-nilai kehidupan melalui kata-kata yang penuh makna. Puisi-puisi dalam buku ini mengalir seperti sungai kecil yang jernih, yang tidak tercemar oleh polusi, melainkan membawa pesan dan teguran yang mendalam. Dalam bahasa yang puitis dan penuh imajinasi, penyair menggambarkan perjalanan belalang menyeberangi padang, yang dianggap sebagai suara kesejatian dan ayat kebenaran yang harus direnungkan sebagai nutrisi kehidupan. Buku ini tidak hanya menyampaikan keindahan alam dan jiwa, tetapi juga mengkritik tindakan korupsi yang merusak nilai-nilai sosial dan moral bangsa. Puisi-puisi seperti "Dajjal bermata satu" dan "Koruptor Tak Lurus Rukun Islam" menyampaikan kecaman terhadap korupsi yang menggambarkan kehancuran moral dan kerusakan nilai-nilai keagamaan. Penyair mengecam para koruptor yang mempermainkan kepercayaan masyarakat, mengabaikan hak asasi manusia, dan memperbudak bangsa dengan amal yang tidak benar. Selain itu, puisi-puisi ini juga menyampaikan harapan dan semangat untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Penyair menggambarkan semangat kerja dan perjuangan para generasi muda yang ingin membangun masa depan yang lebih cemerlang, sebagaimana diingatkan oleh semangat kerja sang bapak. Dengan bahasa yang puitis dan kritis, buku ini menjadi pengingat akan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan keindahan yang harus terus dipertahankan. Buku ini juga mengajak pembaca untuk merenung, merasakan, dan memahami makna kata-kata yang disampaikan, agar pesan yang ingin disampaikan penyair bisa terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Sinopsis Buku: Buku ini adalah antologi puisi yang menggambarkan keindahan, kebenaran, dan nilai-nilai kehidupan melalui kata-kata yang penuh makna. Puisi-puisi dalam buku ini mengalir seperti sungai kecil yang jernih, yang tidak tercemar oleh polusi, melainkan membawa pesan dan teguran yang mendalam. Dalam bahasa yang puitis dan penuh imajinasi, penyair menggambarkan perjalanan belalang menyeberangi padang, yang dianggap sebagai suara kesejatian dan ayat kebenaran yang harus direnungkan sebagai nutrisi kehidupan. Buku ini tidak hanya menyampaikan keindahan alam dan jiwa, tetapi juga mengkritik tindakan korupsi yang merusak nilai-nilai sosial dan moral bangsa. Puisi-puisi seperti \"Dajjal bermata satu\" dan \"Koruptor Tak Lurus Rukun Islam\" menyampaikan kecaman terhadap korupsi yang menggambarkan kehancuran moral dan kerusakan nilai-nilai keagamaan. Penyair mengecam para koruptor yang mempermainkan kepercayaan masyarakat, mengabaikan hak asasi manusia, dan memperbudak bangsa dengan amal yang tidak benar. Selain itu, puisi-puisi ini juga menyampaikan harapan dan semangat untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Penyair menggambarkan semangat kerja dan perjuangan para generasi muda yang ingin membangun masa depan yang lebih cemerlang, sebagaimana diingatkan oleh semangat kerja sang bapak. Dengan bahasa yang puitis dan kritis, buku ini menjadi pengingat akan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan keindahan yang harus terus dipertahankan. Buku ini juga mengajak pembaca untuk merenung, merasakan, dan memahami makna kata-kata yang disampaikan, agar pesan yang ingin disampaikan penyair bisa terwujud dalam kehidupan sehari-hari.