Sinopsis Buku: Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang ditulis oleh para penulis muda, sebagai hasil dari Lomba Tulis Cerpen 2017 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMABSINDO) di STKIP Paris Barantai Kotabaru. Dalam buku ini, pembaca akan menemukan berbagai cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari, perasaan, dan pengalaman pribadi dari para penulis, yang terinspirasi dari berbagai aspek kehidupan, mulai dari kehidupan seorang anak di pedesaan, hingga cerita-cerita yang menggambarkan kebersamaan, keberanian, dan keinginan untuk terus menulis. Salah satu cerita yang terdapat dalam buku ini adalah kisah tentang seorang anak kecil yang bersama dengan kakak-kakaknya melakukan tugas-tugas rumah tangga sebelum pergi ke ladang, seperti membersihkan gudang, menyapu, dan menguras kolam ikan. Cerita ini mencerminkan kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan kebersamaan dalam keluarga. Selain itu, buku ini juga menyajikan kisah-kisah yang menginspirasi, seperti kisah di balik benih padi, yang menggambarkan proses pertanian dan perjuangan para petani. Dengan berbagai cerita yang beragam dan bermakna, buku ini tidak hanya menjadi kumpulan karya tulis yang menghibur, tetapi juga menjadi motivasi bagi para penulis muda untuk terus berkarya. Seperti kata Pramudwara yang dikutip dalam buku ini, “Menulis adalah sebuah keberanian” dan “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Buku ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh pembaca, terutama para penulis muda, untuk tetap semangat dalam menulis dan berkarya.
Harganya sudah pas Diizinkan pula sama pemerintah Pak Ucok saudagar kaya turunan Batak tampak bersungut sungut meladeni lawan bicaranya Maaf Pak Kalau disuruh pindah ke rusun bagaimana cara kami menafkahi keluarga Di sana tempatnya sangat jauh dari sungai Bah Mana aku tahu Kau tinggal cari saja kerjaan baru Lagi pula jadi pedagang Pasar Terapung itu penghasilannya kecil Pak Ucok beringsut dari kursi plastik kusam seraya mendelik gahar Belum sempat tuan rumah menyanggah ia malah minggat duluan Kuberi kalian waktu satu minggu Kalau masih nekat tinggal bakal kuruntuh kampung ini sama orang orangnya