Satu gumpalan besar dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Itu saja yang dikerjakan Ibay Bahkan dua puluh tiga dari jumlah potongan itu terdiri dari potongan yang dengan sengaja diguntinggunting disobek sobek bahkan digigit gigit Proses penyusunan potongan kertas itu tidak jarang membuatnya meneteskan air mata hingga puluhan bahkan mungkin ratusan helai tisu berhampuran bersama potongan kertas yang disusunnya Barangkali seandainya orang lain apalagi anak berusia tujuh tahun itu merasakan hal yang sama jika mereka ada di posisinya Tiga jam sudah Ibay menyiksa dirinya seperti itu Satu gumpalan besar kertas dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Lebih kacau lagi sore nanti itu adalah kedatangan Ayah Tirinya Satu gumpalan besar dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Itu saja yang dikerjakan Ibay Bahkan dua puluh tiga dari jumlah potongan itu terdiri dari potongan yang dengan sengaja diguntinggunting disobek sobek bahkan digigit gigit Proses penyusunan potongan kertas itu tidak jarang membuatnya meneteskan air mata hingga puluhan bahkan mungkin ratusan helai tisu berhampuran bersama potongan kertas yang disusunnya Barangkali seandainya orang lain apalagi anak berusia tujuh tahun itu merasakan hal yang sama jika mereka ada di posisinya Tiga jam sudah Ibay menyiksa dirinya seperti itu Satu gumpalan besar kertas dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Lebih kacau lagi sore nanti itu adalah kedatangan Ayah Tirinya Akan hadirnya sosok lelaki itu di rumahnya sungguh tidak masuk dalam pikirannya Ketika anak berusia tujuh tahun empat bulan itu bertanya pada ibunya jawabannya singkat Itu Ayah barumu Ibay tentu saja kaget bukan kepalang Sosok ayah yang dinantikan selama ini akhirnya tiba juga Saking girangnya Ibay berlari berkeliling ruang tamunya yang berukuran dua kali tiga meter itu laksana kereta odongodong Mang Sastro seraya berteriak Ayah Ayah Ayah kupunya Ayah Asyik asyik asyik Selama ini kata Ayah hanyalah rentetan sepenggal lirik di berayun ayun kepalanya Ibay tak pernah tahu siapa ayahnya selama ini Setiap kali ia bertanya ibunya hanya diam dan mengalihkan pembicaraan Sesekali ibunya mengatakan kalau ayahnya sudah mati akibat tabrak lari Sehingga seringkali pula ibunya melarang Ibay main di jalanan nanti mati seperti ayahnya Satu gumpalan besar dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Itu saja yang dikerjakan Ibay Bahkan dua puluh tiga dari jumlah potongan itu terdiri dari potongan yang dengan sengaja diguntinggunting disobek sobek bahkan digigit gigit Proses penyusunan potongan kertas itu tidak jarang membuatnya meneteskan air mata hingga puluhan bahkan mungkin ...ratusan helai tisu berhampuran bersama potongan kertas yang disusunnya Barangkali seandainya orang lain apalagi anak berusia tujuh tahun itu merasakan hal yang sama jika mereka ada di posisinya Tiga jam sudah Ibay menyiksa dirinya seperti itu Satu gumpalan besar kertas dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Lebih kacau lagi sore nanti itu adalah kedatangan Ayah Tirinya Satu gumpalan besar dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Itu saja yang dikerjakan Ibay Bahkan dua puluh tiga dari jumlah potongan itu terdiri dari potongan yang dengan sengaja diguntinggunting disobek sobek bahkan digigit gigit Proses penyusunan potongan kertas itu tidak jarang membuatnya meneteskan air mata hingga puluhan bahkan mungkin ratusan helai tisu berhampuran bersama potongan kertas yang disusunnya Barangkali seandainya orang lain apalagi anak berusia tujuh tahun itu merasakan hal yang sama jika mereka ada di posisinya Tiga jam sudah Ibay menyiksa dirinya seperti itu Satu gumpalan besar kertas dan empat puluh tiga potongan kertas bertulisan tangan Lebih kacau lagi sore nanti itu adalah kedatangan Ayah Tirinya Akan hadirnya sosok lelaki itu di rumahnya sungguh tidak masuk dalam pikirannya Ketika anak berusia tujuh tahun empat bulan itu bertanya pada ibunya jawabannya singkat Itu Ayah barumu Ibay tentu saja kaget bukan kepalang Sosok ayah yang dinantikan selama ini akhirnya tiba juga Saking girangnya Ibay berlari berkeliling ruang tamunya yang berukuran dua kali tiga meter itu laksana kereta odongodong Mang Sastro seraya berteriak Ayah Ayah Ayah kupunya Ayah Asyik asyik asyik Selama ini kata Ayah hanyalah rentetan sepenggal lirik di berayun ayun kepalanya Ibay tak pernah tahu siapa ayahnya selama ini Setiap kali ia bertanya ibunya hanya diam dan mengalihkan pembicaraan Sesekali ibunya mengatakan kalau ayahnya sudah mati akibat tabrak lari Sehingga seringkali pula ibunya melarang Ibay main di jalanan nanti mati seperti ayahnya