Sinopsis Buku: Buku ini menggali konsep kemerdekaan sebagai fondasi penting bagi keberlanjutan peradaban dan kesejahteraan petani. Penulis mengajukan pertanyaan kontroversial: mengapa pertanian, yang merupakan fondasi peradaban, justru menyebabkan penderitaan bagi petani? Dalam rangka menjawab pertanyaan ini, buku ini menekankan bahwa kemerdekaan bukan hanya hak politik, tetapi juga kewajiban sosial yang harus diwujudkan bagi petani agar mereka tidak menjadi objek eksploitasi. Buku ini terdiri dari tiga bagian utama. Bagian pertama membahas konsep kemerdekaan petani, kelangsungan hidup, dan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Bagian kedua menyajikan studi kasus tentang evolusi perencanaan pembangunan pertanian di Indonesia, serta evolusi kebijakan nasional dalam konteks ini. Bagian ketiga menyoroti proses perencanaan pembangunan pertanian yang terjadi di Indonesia, termasuk tantangan dan peluang dalam mengembangkan pertanian yang adil dan berkelanjutan. Dengan pendekatan kritis dan reflektif, buku ini berupaya memberikan wawasan mendalam tentang peran pertanian dalam pembangunan sosial dan ekonomi, serta mengajak pembaca untuk mempertimbangkan kembali hubungan antara kemerdekaan, keadilan, dan keberlanjutan dalam konteks pertanian. Buku ini sangat relevan bagi para akademisi, pelaku pertanian, dan masyarakat yang peduli terhadap keadilan sosial dan kesejahteraan petani.
Pertanyaan mendasar yang dicoba dijawab dalam buku ini adalah mengapa pertanian yang telah menjadi landasan perkembangan tingkat peradaban selanjutnya itu malah membuat kehidupan petaninya semakin sulit Buku ini menggunakan sudut pandang bahwa pembangunan pertanian perlu dipandang sebagai nilai dasar maka dengan sendirinya nilai dasar lain seperti keadilan kesetaraan kesejahteraan dan keberlanjutan akan hadir dengan sendirinya Proses pemerdekaan dan keberlanjutan akan hadir dengan sendirinya Proses pemerdekaan menurut buku ini adalah proses pencapaian status dan sekaligus pula kemampuan petani untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik secara berkelanjutan Tingkat kehidupan petani yang semakin baik akan menciptakan tingkat kehidupan masyarakat secara keseluruhan semakin baik Kmerdekaan bagi pertani menciptakan kemerdekaan untuk semua Secara empiris isi kesimpulan di atas dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat di negara maju Surplus pertanian d negara maju tidak membuat petaninya menjadi petani marginal walaupun harga harga riil komodias pertanian terus menurun Bahkan menurut ukuran skala usahatani petani di negara maju mengalami peningkatan skala lahan usaha secara signifikan Kondisi terbalik terjadi pada petani di negara negara berkembang termasuk Indonesia yaitu terjadinya proses guremisasi Tidak terjadinya proses marginalisasi petani di negara maju bukan akibat dari lingkungan pasar komoditas pertaninan yang sempurna tetapi lebih disebabkan oleh hadirnya negara dalam mengatasi kegagalan pasar Lebih tepatnya negara dengan memangaatkan kemajuan industri membeli kelimpahan pangan Ini merupakan proses pemerdekaan petani demi kemakmuran semua Kelimpahan pangan menurunkan harga pangan tetapi tidak menurunkan tingkat kesejahteraan petaninya Buku ini mengajukan solusi pemerdekaan petani yang akan memerdekakan semua masyarakat khususnya di negara berkembang Penerapan dari pemikiran ini adalah dengan mengedepankan strategi pembangunan berdasarkan pola adaptasi jangka panjang berbasis pada keunikan sistem lingkungan di mana kegiatan pertanian itu dikembangkan Keunikan adaptasi pohon jati untuk wilayah beriklim tropika kering dan pohon ek oak untuk wilayah iklim sedang dijadikan sebagai simbol keunggulan model pembangunan berdasarkan model pemerdekaan dan keberlanjutan sekaligus
Jumlah Halaman | 456 |
---|---|
Kategori | Sosial |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | 978-623-321-075-1 |
eISBN | 978-623-321-076-8 |