Sinopsis Buku Kedai Masa Lalu Dalam sebuah perjalanan ke Baduy Dalem, dua teman dekat, Lingga dan May, menghadapi tantangan tak terduga saat ingin buang air kecil di tengah malam. Lingga, yang merupakan anak gunung, terbiasa dengan kondisi alam, tetapi dalam situasi ini, ia merasa kewalahan. May, yang selalu mendukung temannya, mengambil inisiatif untuk mengantarnya. Dalam perjalanan menuju sungai, mereka berdua menghadapi rasa malu, ketidaknyamanan, dan kekhawatiran, tetapi akhirnya berhasil mengatasi rasa malu itu dengan bantuan persahabatan yang kuat. Cerita ini menggambarkan bagaimana persahabatan bisa menjadi penopang dalam situasi sulit, sekaligus menghadirkan kehidupan dan suasana alam Baduy Dalem yang khas. Buku ini adalah kisah yang penuh makna, penuh kejujuran, dan penuh kehangatan persahabatan.
Lingga jadi ingat dulu dia pernah nanya ke tiga lelaki kesayangannya itu Lebih milih hidup yang biasa apa luar biasa Amim jawab Buat gue selama bisa ketemu nasi tiga kali sehari itu namanya hidup Mau biasa atau luar biasa kalau perut gue dan orang orang di sekitar gue kenyang napas gue terasa penuh makna Jawaban Randu Kalau harus milih gue rasa semua orang kepengin hidupnya dianggap luar biasa Tapi pertanyaannya bisa enggak kita bikin hidup yang luar biasa sebenarnya Bukan cuma anggapan semata Buat gue selama gue ada manfaatnya selama itu juga artinya gue mau hidup Ale bilang Gue mah tenang tenang aja selama ketawa enggak dilarang dan pemikirian enggak dikecam itu baru namanya hidup Enggak usah mimpi tinggi tinggi apalagi bangke pake ngomong berkoar koar cuma dua nikmatin aja dan jangan bikin susah orang Sekarang Lingga tahu buatnya hidup cukup dengan berada di tengah tengah mereka
Jumlah Halaman | 290 |
---|---|
Kategori | Novel |
Penerbit | Stiletto Book |
Tahun Terbit | 2016 |
ISBN | 978-602-7572-79-9 |
eISBN |