Sinopsis Buku: Buku ini mengisahkan perjalanan hidup seorang pemuda bernama ‘Abdullah bin ‘Abdul Muththalib, yang lahir dan tumbuh di Makkah pada masa kekuasaan suku Quraisy yang dipimpin oleh hegemoni kekuasaan yang dipengaruhi oleh berbagai patung berhala seperti Manat, Hubal, Lata, dan ‘Uzza. Dalam konteks sosial dan geografis Makkah pada abad VII, kehidupan masyarakat sangat bergantung pada “peristiwa kebetulan” yang dianggap sebagai kehendak ilahi yang ditentukan oleh para berhala. ‘Abdullah, sebagai putra bungsu ‘Abdul Muththalib, mengalami tantangan dan cobaan dalam kehidupannya, terutama ketika ayahnya, ‘Abdul Muththalib, berusaha menggali sumur Zamzam yang kering, sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat Makkah. Meski dianggap sebagai inisiatif yang tidak masuk akal oleh sebagian masyarakat, upaya tersebut akhirnya berhasil, dan sumur Zamzam kembali mengalirkan air. Sebagai bentuk rasa syukur, ‘Abdul Muththalib berjanji untuk menyembelih salah satu dari sepuluh anaknya yang akan lahir, jika Tuhan mengizinkan. Peristiwa ini menjadi momentum penting dalam kehidupan ‘Abdullah, yang merasa terjebak dalam hegemoni kekuasaan dan merasa seperti Yusuf yang terlempar dari kasih sayang ayahnya. Dalam perjalanan hidupnya, ia terus berusaha menemukan jalan untuk melawan pengaruh berhala dan mengejar kebenaran yang lebih dalam. Buku ini menggambarkan perjuangan seorang pemuda dalam menghadapi sistem kekuasaan yang mengendalikan kehidupan masyarakat, sekaligus menjelaskan bagaimana kepercayaan dan pengorbanan menjadi bagian dari perjalanan spiritualnya.
Sinopsis Buku: Buku ini mengisahkan perjalanan hidup seorang pemuda bernama ‘Abdullah bin ‘Abdul Muththalib, yang lahir dan tumbuh di Makkah pada masa kekuasaan suku Quraisy yang dipimpin oleh hegemoni kekuasaan yang dipengaruhi oleh berbagai patung berhala seperti Manat, Hubal, Lata, dan ‘Uzza. Dalam konteks sosial dan geografis Makkah pada abad VII, kehidupan masyarakat sangat bergantung pada “peristiwa kebetulan” yang dianggap sebagai kehendak ilahi yang ditentukan oleh para berhala. ‘Abdullah, sebagai putra bungsu ‘Abdul Muththalib, mengalami tantangan dan cobaan dalam kehidupannya, terutama ketika ayahnya, ‘Abdul Muththalib, berusaha menggali sumur Zamzam yang kering, sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat Makkah. Meski dianggap sebagai inisiatif yang tidak masuk akal oleh sebagian masyarakat, upaya tersebut akhirnya berhasil, dan sumur Zamzam kembali mengalirkan air. Sebagai bentuk rasa syukur, ‘Abdul Muththalib berjanji untuk menyembelih salah satu dari sepuluh anaknya yang akan lahir, jika Tuhan mengizinkan. Peristiwa ini menjadi momentum penting dalam kehidupan ‘Abdullah, yang merasa terjebak dalam hegemoni kekuasaan dan merasa seperti Yusuf yang terlempar dari kasih sayang ayahnya. Dalam perjalanan hidupnya, ia terus berusaha menemukan jalan untuk melawan pengaruh berhala dan mengejar kebenaran yang lebih dalam. Buku ini menggambarkan perjuangan seorang pemuda dalam menghadapi sistem kekuasaan yang mengendalikan kehidupan masyarakat, sekaligus menjelaskan bagaimana kepercayaan dan pengorbanan menjadi bagian dari perjalanan spiritualnya.
Jumlah Halaman | 84 |
---|---|
Kategori | Ensiklopedia |
Penerbit | Hikam Pustaka |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-311-253-6 |