Sinopsis Buku: Buku *JIMAT NU* ini menghadirkan kumpulan cerita, esai, dan refleksi dari sejumlah tokoh dan pemikir yang berkontribusi dalam dunia keagamaan, budaya, dan pemikiran Islam di Indonesia. Buku ini terdiri dari berbagai bagian yang menggambarkan perjalanan, tantangan, dan kehidupan para tokoh yang terlibat dalam berbagai bidang, mulai dari pemikiran keagamaan, seni, budaya, sampai isu-isu sosial dan politik. Salah satu bagian yang menarik adalah kisah-kisah yang menggambarkan perlawanan dan perjuangan dari bawah, seperti yang diungkapkan oleh Khudori Husnan dalam bagian *Perlawanan dari Bawah*. Selain itu, terdapat cerita tentang para santri yang berani mengambil langkah-langkah kreatif, seperti Saprillah yang terlibat dalam dunia film, serta Nurman Hakim yang menjadi santri pembuat film. Buku ini juga menyajikan refleksi mendalam tentang peran pemikiran Islam dalam konteks modern, seperti yang diungkapkan oleh Ade Faizal Alami dalam bagian *Tukang Talqin*, dan Abdullah Wong dalam pemikirannya tentang kematian dan kehidupan. Terdapat pula bagian yang menggambarkan upaya-upaya revitalisasi budaya dan pemikiran NU, seperti dalam kisah *Kiai Sepeda Angin dan Lain-Lain* oleh M. Faizi, serta *Khazanah Tek-NU-logi* oleh Anggi Ahmad Haryono. Buku ini tidak hanya menyajikan narasi-narasi yang menginspirasi, tetapi juga menggambarkan realitas dan ironi yang terjadi dalam masyarakat, seperti yang terlihat dalam kisah petani yang sedih dan perjuangan para pemikir yang gelisah dan kesepian. Dengan gaya penulisan yang khas dan penuh makna, *JIMAT NU* menjadi buku yang menarik untuk dibaca, baik bagi para pemikir, pelajar, maupun penggemar kisah-kisah kehidupan yang penuh warna.
Sinopsis Buku: Buku *JIMAT NU* ini menghadirkan kumpulan cerita, esai, dan refleksi dari sejumlah tokoh dan pemikir yang berkontribusi dalam dunia keagamaan, budaya, dan pemikiran Islam di Indonesia. Buku ini terdiri dari berbagai bagian yang menggambarkan perjalanan, tantangan, dan kehidupan para tokoh yang terlibat dalam berbagai bidang, mulai dari pemikiran keagamaan, seni, budaya, sampai isu-isu sosial dan politik. Salah satu bagian yang menarik adalah kisah-kisah yang menggambarkan perlawanan dan perjuangan dari bawah, seperti yang diungkapkan oleh Khudori Husnan dalam bagian *Perlawanan dari Bawah*. Selain itu, terdapat cerita tentang para santri yang berani mengambil langkah-langkah kreatif, seperti Saprillah yang terlibat dalam dunia film, serta Nurman Hakim yang menjadi santri pembuat film. Buku ini juga menyajikan refleksi mendalam tentang peran pemikiran Islam dalam konteks modern, seperti yang diungkapkan oleh Ade Faizal Alami dalam bagian *Tukang Talqin*, dan Abdullah Wong dalam pemikirannya tentang kematian dan kehidupan. Terdapat pula bagian yang menggambarkan upaya-upaya revitalisasi budaya dan pemikiran NU, seperti dalam kisah *Kiai Sepeda Angin dan Lain-Lain* oleh M. Faizi, serta *Khazanah Tek-NU-logi* oleh Anggi Ahmad Haryono. Buku ini tidak hanya menyajikan narasi-narasi yang menginspirasi, tetapi juga menggambarkan realitas dan ironi yang terjadi dalam masyarakat, seperti yang terlihat dalam kisah petani yang sedih dan perjuangan para pemikir yang gelisah dan kesepian. Dengan gaya penulisan yang khas dan penuh makna, *JIMAT NU* menjadi buku yang menarik untuk dibaca, baik bagi para pemikir, pelajar, maupun penggemar kisah-kisah kehidupan yang penuh warna.