Jelajah panjang arsitektur vernakular di masyarakat suku klan ini merupakan upaya kebhinekaan dalam mempelajari fenomena budaya di lingkungan binaan kampung vernakular Lokasi penjelajahan arsitektur vernakular pada umumnya di kampung kampung adat di daerah dataran tinggi yang masih alami atau di perkampungan rakyat nelayan atau warga pendatang yang tinggal di dataran rendah di tepian pantai pulau Flores Fenomena arsitektur tersebut terekspresi lebih khas unik spesifik sebagai suatu sistem arsitektur dan kampung vernakular di wilayah budaya Ngadha di Flores Lingkup fenomena arsitektur vernakular yang dimaksud adalah rumah rumah adat dan bangunan bangunan adat yang berfungsi untuk mendukung kegiatan ritual adat dan kegiatan sehari hari masyarakat kampung adat Ngadha Lingkup fenomena lingkungan binaan vernakular yang dimaksud adalah kampung Bena di desa Tiworiwu Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur Memahami secara kualitatifdeskriptif tentang arsitektur kampung kampung vernakular di Flores saya memulai penjelasan makro dengan suatu kegiatan jelajah arsitektur terhadap dua puluh lima kampung vernakular di enam wilayah budaya yang disebut dari wilayah paling timur hingga wilayah paling barat pulau Flores yaitu wilayah budaya Lamaholot Sikka Ende Nagekeo Ngadha dan Manggarai Selanjutnya dijelaskan secara meso atas delapan kampung vernakular di wilayah budaya Ngadha Kemudian pada tahap akhir dilakukan pendalaman secara mikro dengan metode fenomenologi naturalistik atas arsitektur vernakular di satu kampung Bena Tahap pendalaman mikro itu merupakan tahap proses induktif yang mencermati segala fakta gejala kejadian atau kombinasi ketiganya atas tinggalan budaya benda arsitektur vernakular dan tinggalan budaya takbenda yang mendukung keberlanjutan arsitektur vernakular di Kampung Adat Bena Tinggalan budaya takbenda yang dimaksud adalah perilaku masyarakat ritual adat istiadat karya seni musik seni memahat dan seni menenun dari suku klan masyarakat budaya adat kampung Bena Kehidupan penduduk Flores Nusa Tenggara Timur Indonesia sangat heterogen Kekayaan karakteristik budaya bahasa dan sejarah di tengah bermacam sukumasyarakat lokal Flores Daratan Pulau Flores dikenal luas sebagai ratusan kampung adat yang sarat akan nilai budaya yang tinggi Buku ini mencoba mengeksplorasi kampung kampung adat di Flores dengan menguraikan secara rinci mengenai pola masyarakat ritual adat aktivitas sehari hari hingga pola tata letak bangunan dan lingkungan setiap kampung yang sangat beragam dan berlandaskan ajaran leluhur Jelajah panjang arsitektur vernakular di masyarakat suku klan ini merupakan upaya kebhinekaan dalam mempelajari fenomena budaya di lingkungan binaan kampung vernakular Lokasi penjelajahan arsitektur vernakular pada umumnya di kampung kampung adat di daerah dataran tinggi yang masih alami atau di perkampungan rakyat nelayan atau warga pendatang yang tinggal di dataran rendah ...di tepian pantai pulau Flores Fenomena arsitektur tersebut terekspresi lebih khas unik spesifik sebagai suatu sistem arsitektur dan kampung vernakular di wilayah budaya Ngadha di Flores Lingkup fenomena arsitektur vernakular yang dimaksud adalah rumah rumah adat dan bangunan bangunan adat yang berfungsi untuk mendukung kegiatan ritual adat dan kegiatan sehari hari masyarakat kampung adat Ngadha Lingkup fenomena lingkungan binaan vernakular yang dimaksud adalah kampung Bena di desa Tiworiwu Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur Memahami secara kualitatifdeskriptif tentang arsitektur kampung kampung vernakular di Flores saya memulai penjelasan makro dengan suatu kegiatan jelajah arsitektur terhadap dua puluh lima kampung vernakular di enam wilayah budaya yang disebut dari wilayah paling timur hingga wilayah paling barat pulau Flores yaitu wilayah budaya Lamaholot Sikka Ende Nagekeo Ngadha dan Manggarai Selanjutnya dijelaskan secara meso atas delapan kampung vernakular di wilayah budaya Ngadha Kemudian pada tahap akhir dilakukan pendalaman secara mikro dengan metode fenomenologi naturalistik atas arsitektur vernakular di satu kampung Bena Tahap pendalaman mikro itu merupakan tahap proses induktif yang mencermati segala fakta gejala kejadian atau kombinasi ketiganya atas tinggalan budaya benda arsitektur vernakular dan tinggalan budaya takbenda yang mendukung keberlanjutan arsitektur vernakular di Kampung Adat Bena Tinggalan budaya takbenda yang dimaksud adalah perilaku masyarakat ritual adat istiadat karya seni musik seni memahat dan seni menenun dari suku klan masyarakat budaya adat kampung Bena Kehidupan penduduk Flores Nusa Tenggara Timur Indonesia sangat heterogen Kekayaan karakteristik budaya bahasa dan sejarah di tengah bermacam sukumasyarakat lokal Flores Daratan Pulau Flores dikenal luas sebagai ratusan kampung adat yang sarat akan nilai budaya yang tinggi Buku ini mencoba mengeksplorasi kampung kampung adat di Flores dengan menguraikan secara rinci mengenai pola masyarakat ritual adat aktivitas sehari hari hingga pola tata letak bangunan dan lingkungan setiap kampung yang sangat beragam dan berlandaskan ajaran leluhur