Sinopsis Buku: Di tengah suasana kelas yang gaduh dan penuh kekacauan, seorang siswa SMP bernama Fai mengalami perjalanan pribadinya yang penuh tantangan. Dalam cerita ini, Fai dan temannya, Sania, menghadapi berbagai situasi yang menggambarkan kehidupan sehari-hari di sekolah. Mulai dari kebiasaan buruk teman sekelas, konflik antar teman, hingga keinginan untuk berubah dan berkembang. Fai, yang awalnya cuek terhadap olok-olok teman-temannya, mulai menyadari pentingnya persahabatan sejati dan nilai-nilai kehidupan yang lebih dalam. Cerita ini juga menggambarkan upaya Fai untuk mengatasi kelemahan dirinya, seperti ketidaktahuluan dalam pelajaran matematika, sekaligus menemukan kekuatan dalam diri sendiri. Melalui pertemuan kembali dengan sahabat lama dan pengalaman hidupnya sebagai pelajar yang berjuang, Fai belajar bahwa kekurangan tidak selalu menjadi kelemahan, melainkan bagian dari perjalanan menuju pencerahan dan keberanian. Dengan gaya narasi yang santai dan penuh emosi, buku ini mengajarkan pesan tentang pentingnya persahabatan, kesabaran, dan keberanian untuk berubah. Buku ini cocok untuk pembaca yang ingin menemukan cerita yang menyentuh hati, sekaligus menyimpan pesan moral yang dalam.
Siang hari pukul satu Matahari panas terik bukan main Sampaisampai sinarnya memantulkan bayangan fatamorgana di atas lantai lapangan basket di depan kelasku Waktu yang tepat untuk memeluk bantal sambil mimpi bertemu Cinderella Udara yang gerah serta angin yang bertiup sepoi sepoi basa membuat kelopak mata rasanya semakin erat mengatup sukar untuk dibukakan Aku memandang keluar jendela kelas dengan mata mengantuk Jamjam terakhir begini sebaiknya tidak diisi dengan pelajaran ilmu pasti Kelasku memang istimewa Jam Matematika kok diletakkan di bagian ekor Mau tidak mau Bapak Guru Matematika harus mengelus dada setiap kali mengajar di kelasku dan mendapati murid muridnya sudah loyo seperti tahanan zaman Jepang Itu pulalah sebabnya dalil dalil yang diberikan Bapak Matematika tak pernah bisa diserap dengan mulus oleh batok kepala yang selalu memimpikan ayam goreng dan nasi hangat di rumah Saat kelopak mata sedang merem melek mendengar suara Bapak Matematika yang sayup sayup sampai mendadak terdengar bunyi lonceng tanda pelajaran berakhir yang dipukul keras keras oleh Pak Kumis penjaga sekolah kami Dalam sedetik kelas berubah menjadi pasar Sia sia saja Bapak Matematika mengetuk ngetuk meja dengan penggaris segitiga keramatnya karena anak anak tetap gaduh
Jumlah Halaman | 95 |
---|---|
Kategori | Perpustakaan |
Penerbit | CV. Mitra Media Pustaka |
Tahun Terbit | 2008 |
ISBN | 978 - 979 - 030 - 08 |
eISBN | proses |