Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan perjalanan sejarah dan peradaban manusia sebagai sebuah siklus yang tak terbendung, yang melibatkan masa lalu, masa kini, dan masa depan sebagai bagian dari suatu proses yang saling terkait. Dalam konteks ini, masa lalu dianggap sebagai cermin yang dapat memberikan pelajaran berharga bagi manusia untuk menghadapi tantangan masa kini dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Buku ini menekankan pentingnya mempelajari sejarah sebagai referensi untuk mengambil hikmah dan menghindari kesalahan masa lalu. Melalui perspektif sejarah dan teori siklus peradaban yang dipopulerkan oleh Ibn Khaldun, buku ini menjelaskan bahwa setiap peradaban mengalami tahapan yang sama: lahir, tumbuh, jaya, runtuh, dan akhirnya mati atau tenggelam. Peradaban-peradaban besar seperti Mohenjo-daro, Babilonia, Mesir Kuno, dan Yunani Kuno pernah mencapai kejayaan, namun akhirnya runtuh dan lenyap dari permukaan bumi. Faktor manusia, sebagai pembentuk sejarah dan peradaban, menjadi penentu utama dari kelangsungan atau kehancuran sebuah peradaban. Buku ini juga menyoroti kondisi bangsa Indonesia yang, meskipun telah berhasil mengatasi berbagai tantangan sepanjang sejarah, masih belum mampu membangun fondasi yang mampu mengangkatnya ke tingkat dunia. Dalam konteks ini, buku ini mengajak pembaca untuk berpikir kritis, mengevaluasi masa lalu, dan merancang masa depan yang lebih cerdas, bukan hanya sekadar mengulangi kesalahan yang sama. Dengan memahami siklus sejarah dan peradaban, manusia dapat menjadi aktor utama dalam membangun peradaban yang lebih baik dan berkelanjutan.
Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan perjalanan sejarah dan peradaban manusia sebagai sebuah siklus yang tak terbendung, yang melibatkan masa lalu, masa kini, dan masa depan sebagai bagian dari suatu proses yang saling terkait. Dalam konteks ini, masa lalu dianggap sebagai cermin yang dapat memberikan pelajaran berharga bagi manusia untuk menghadapi tantangan masa kini dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Buku ini menekankan pentingnya mempelajari sejarah sebagai referensi untuk mengambil hikmah dan menghindari kesalahan masa lalu. Melalui perspektif sejarah dan teori siklus peradaban yang dipopulerkan oleh Ibn Khaldun, buku ini menjelaskan bahwa setiap peradaban mengalami tahapan yang sama: lahir, tumbuh, jaya, runtuh, dan akhirnya mati atau tenggelam. Peradaban-peradaban besar seperti Mohenjo-daro, Babilonia, Mesir Kuno, dan Yunani Kuno pernah mencapai kejayaan, namun akhirnya runtuh dan lenyap dari permukaan bumi. Faktor manusia, sebagai pembentuk sejarah dan peradaban, menjadi penentu utama dari kelangsungan atau kehancuran sebuah peradaban. Buku ini juga menyoroti kondisi bangsa Indonesia yang, meskipun telah berhasil mengatasi berbagai tantangan sepanjang sejarah, masih belum mampu membangun fondasi yang mampu mengangkatnya ke tingkat dunia. Dalam konteks ini, buku ini mengajak pembaca untuk berpikir kritis, mengevaluasi masa lalu, dan merancang masa depan yang lebih cerdas, bukan hanya sekadar mengulangi kesalahan yang sama. Dengan memahami siklus sejarah dan peradaban, manusia dapat menjadi aktor utama dalam membangun peradaban yang lebih baik dan berkelanjutan.
Jumlah Halaman | 216 |
---|---|
Kategori | Sosial |
Penerbit | Intrans Publishing |
Tahun Terbit | 2017 |
ISBN | 978-979-3580-97-5 |
eISBN |