Sinopsis Buku: Dalam sebuah kisah yang penuh makna dan keajaiban, terdapat seorang raja bernama Sri Sagening yang memerintah Kerajaan Klungkung. Ia memiliki banyak istri, termasuk istri terakhirnya bernama Ni Luh Pasek. Namun, setelah Ni Luh Pasek mengandung, ia disingkirkan secara halus oleh raja. Ia kemudian dinikahi oleh Kyai Jelan K Bogol, seorang tokoh yang mencintainya sepenuh hati. Meskipun mengalami perlakuan yang menyakitkan, Ni Luh Pasek akhirnya bisa menerima kenyataan dan hidup berbahagia dengan suaminya itu. Dari pernikahannya, mereka melahirkan seorang anak lelaki yang sehat dan cerdas, diberi nama I Gus Gede Pasekan. Anak ini tumbuh menjadi seorang pemuda yang penuh wibawa, berbakat dalam memimpin, dan disegani oleh orang-orang. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kesaktian, dan dianggap ditakdirkan untuk menjadi pemimpin besar. Pada usia dua puluh tahun, I Gus Gede Pasekan diperintahkan oleh ayahnya untuk pergi ke Den Bukit, tempat kelahiran ibunya. Di sana, ia menghadapi berbagai rintangan dan halangan yang sangat berat, namun ia berhasil melewati semuanya dengan tekad dan ketangguhan. Ia akhirnya tiba di Den Bukit dan bermukim di tempat kelahiran Ni Luh Pasek. Di tempat itu, I Gus Gede Pasekan juga terlibat dalam sebuah peristiwa heroik. Sebuah perahu besar yang terdampar di Pantai Panimbangan berhasil diperbaiki berkat kekuatan dan wibawa yang dimilikinya. Perahu itu berasal dari Bugis, dan setelah berhasil dibebaskan, nakhoda kapal memberikan hadiah berupa dua buah gong besar. Dengan hadiah tersebut, I Gus Gede Pasekan menjadi kaya raya dan disegani oleh orang-orang, serta dikenal dengan gelar I Gus Panji Sak. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup seorang pemuda yang bangkit dari cobaan, memperoleh kekuatan dan kebijaksanaan, serta menjadi tokoh yang dihormati dan dianggap sebagai pemimpin yang berwibawa.
Sinopsis Buku: Dalam sebuah kisah yang penuh makna dan keajaiban, terdapat seorang raja bernama Sri Sagening yang memerintah Kerajaan Klungkung. Ia memiliki banyak istri, termasuk istri terakhirnya bernama Ni Luh Pasek. Namun, setelah Ni Luh Pasek mengandung, ia disingkirkan secara halus oleh raja. Ia kemudian dinikahi oleh Kyai Jelan K Bogol, seorang tokoh yang mencintainya sepenuh hati. Meskipun mengalami perlakuan yang menyakitkan, Ni Luh Pasek akhirnya bisa menerima kenyataan dan hidup berbahagia dengan suaminya itu. Dari pernikahannya, mereka melahirkan seorang anak lelaki yang sehat dan cerdas, diberi nama I Gus Gede Pasekan. Anak ini tumbuh menjadi seorang pemuda yang penuh wibawa, berbakat dalam memimpin, dan disegani oleh orang-orang. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kesaktian, dan dianggap ditakdirkan untuk menjadi pemimpin besar. Pada usia dua puluh tahun, I Gus Gede Pasekan diperintahkan oleh ayahnya untuk pergi ke Den Bukit, tempat kelahiran ibunya. Di sana, ia menghadapi berbagai rintangan dan halangan yang sangat berat, namun ia berhasil melewati semuanya dengan tekad dan ketangguhan. Ia akhirnya tiba di Den Bukit dan bermukim di tempat kelahiran Ni Luh Pasek. Di tempat itu, I Gus Gede Pasekan juga terlibat dalam sebuah peristiwa heroik. Sebuah perahu besar yang terdampar di Pantai Panimbangan berhasil diperbaiki berkat kekuatan dan wibawa yang dimilikinya. Perahu itu berasal dari Bugis, dan setelah berhasil dibebaskan, nakhoda kapal memberikan hadiah berupa dua buah gong besar. Dengan hadiah tersebut, I Gus Gede Pasekan menjadi kaya raya dan disegani oleh orang-orang, serta dikenal dengan gelar I Gus Panji Sak. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup seorang pemuda yang bangkit dari cobaan, memperoleh kekuatan dan kebijaksanaan, serta menjadi tokoh yang dihormati dan dianggap sebagai pemimpin yang berwibawa.
Jumlah Halaman | 37 |
---|---|
Kategori | Pustaka Anak |
Penerbit | Hikam Pustaka |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-311-769-2 |