Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan perjalanan hijrah seseorang dalam masa SMA, yang menggambarkan perjuangan dan pertumbuhan spiritual, emosional, dan akademik dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Dalam cerita ini, penulis menggambarkan perasaan waswas, kekacauan, dan keraguan yang dialami, sekaligus upaya untuk kembali pada nilai-nilai keagamaan dan kebenaran. Dengan gaya bahasa yang penuh makna dan cerita yang menarik, buku ini mengajak pembaca untuk melakukan refleksi diri, bermuhasabah, dan terus berusaha memperbaiki diri. Cerita ini terdiri dari beberapa bab yang masing-masing menggambarkan aspek-aspek penting dalam perjalanan hijrah, seperti ketersesatan, ikhtiar, martabat, dan kehormatan. Selain itu, buku ini juga menggambarkan hubungan antara manusia dan takdir, serta pentingnya persahabatan dalam menjalani perjalanan kehidupan. Dengan narasi yang penuh makna dan pesan moral yang dalam, buku ini menjadi bacaan yang bermanfaat bagi remaja maupun kalangan lainnya yang ingin menggali lebih dalam tentang makna hidup, keimanan, dan upaya untuk menjadi lebih baik.
Tiada manusia yang sempurna Semua orang pernah berbuat salah Lantas bukan berarti apa yang telah terjadi itu tak memiliki arti Sebab segala hal yang berlalu adalah bahan pembelajaran Bahan pemberlajaran untuk membenahi diri menjadi lebih baik lagi Kini aku terpuruk dalam renungan nyaris pada setiap harinya Menjadi penulis di masa muda kerap membuatku banyak belajar melalui media sehingga rasa waswas datang terhadap ibadah yang pernah dikerjakan karena ilmu yang dulunya belum tersampaikan kini telah hadir meluruskan Rasa menyesal pun berdasarkan tak karuan membuat hati semakin dihantam kegelisahan Semua itu bermula ketika aku selalu diperingatkan akan kematian hingga keinginan untuk memperbaiki diri menggebu dalam angan Setelah kucoba untuk memulainya dunia terasa berbalik seketika Tiada lagi sanjungan tak ada ungkapan cinta dan tawaku tak lagi sempurna Namun sejenak berusaha kutangkas kemanjaan itu Untuk apa semua sanjungan dan pujian jika di Padang Mahsyar nanti tiada seorang pun yang akan mempedulikan Nikmati sewajarnya karena dunia hanya sementara Ingatlah manusia tidak lebih dari butiran debu dari besarnya bentangan alam semesta