Haiku Guru #1
Abdul Hakim, S.Pd.; Andreas FX Lawe Odung, S.Pd.; Dra. Erma; Dra. Luh Putu Udayati, M.Pd.; Dwi Ambarwati; Eka Gustiani, S.Pd.; Eka Nurbulan, S.Pd.SD.; Eki Nurwulandari, M.Pd.; Hidayati, S.Pd.; Jasmarni; Lasimin Martinus; Maria Wilhelmina Meo Belo, S.Deskripsi ebook
Sinopsis Buku: Buku ini adalah kumpulan karya sastra berupa haiku yang ditulis oleh sejumlah penulis, terutama para guru, yang tergabung dalam Komunitas Guru Menulis. Haiku merupakan bentuk puisi pendek yang memiliki struktur tiga baris dengan jumlah suku kata masing-masing 5, 7, dan 5. Bentuk ini memperkenalkan gambaran atau dua gambaran yang saling melengkapi, serta mengungkap makna khusus dari suatu peristiwa atau suasana. Dalam buku ini, para penulis menggunakan bahasa yang puitis dan kaya akan imajinasi untuk menggambarkan momen-momen indah, penuh makna, maupun refleksi kehidupan sehari-hari. Bahasa indra digunakan untuk menangkap rasa dan citra, sehingga mampu membangkitkan emosi dan pengalaman yang mendalam pada pembaca. Setiap haiku disajikan secara sederhana namun dalam, memperlihatkan kekuatan ekspresi yang singkat namun bermakna. Kumpulan haiku ini tidak hanya memperkenalkan bentuk puisi tradisional yang sudah dikenal di luar Jepang, tetapi juga menjadi wujud kreativitas dan kepekaan para penulis dalam menggambarkan dunia sekitar mereka. Buku ini menjadi bukti bahwa puisi pendek, seperti haiku, mampu menjadi sarana ekspresi yang mendalam dan bermakna dalam kehidupan seorang penulis maupun pembaca.
Sinopsis ebook
Dalam bentuk aslinya di Jepang haiku ditulis dalam satu baris vertikal terdiri dari 17 on atau mora suatu unit bahasa di Jepang yang bisa dipadankan dengan suku kata Namun dalam bahasa lainnya bentuknya umumnya menjadi tiga baris yang terdiri dari lima tuju dan lima suku kata Haiku sering menggambarkan sebuah gambaran atau sepasang gambaran yang dimaksudkan untuk mengungkap makna khusus dari suatu peristiwa Haiku berasal dari hokku semacam bagian pembuka dari bentuk puisi yang lebih panjang bernama renga Hokku berperan membuka puisi renga dengan gambaran musim sering dengan sepasang gambaran musim Dalam perkembangan selanjutnya hokku dipisahkan dan menjadi puisi mandiri dan kemudian dinamai haiku Kini banyak penulis haiku yang tidak mengikuti kaidah tradisional 5 7 5 dan lebih mementingkan cara penggambaran gambaran atau suasana sesingkat mungkin Sering digunakan untuk melukiskan momen dengan menggunakan sepasang gambar yang saling menguatkan satu sama lain Namun dalam buku ini hanya dimuat haiku dalam bentuk tradisionalnya yang sudah dikenal umum di luar Jepang yakni dalam 3 baris masing masing dengan 5 7 dan 5 suku kata
Detail Buku
| Jumlah Halaman | 90 |
|---|---|
| Kategori | Umum |
| Penerbit | Penerbit Lingkarantarnusa |
| Tahun Terbit | 2017 |
| ISBN | 978-602-6688-18-7 |
| eISBN | proses |