Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan berbagai aspek terkait literasi dan minat baca di Indonesia, sekaligus menyajikan tantangan dan peluang dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan akses informasi. Mulai dari hasil survei literasi yang menempatkan Indonesia di bawah negara-negara ASEAN, buku ini menjelaskan bagaimana hasil survei tersebut bisa menjadi *bad news* atau *good news*, tergantung pada respons pemerintah dan masyarakat. Di sisi lain, buku ini juga membahas upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi, dan masyarakat untuk meningkatkan minat baca melalui berbagai program seperti Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), Street Library, dan berbagai inisiatif pengembangan e-book yang memudahkan akses bacaan. Selain itu, buku ini juga menyentuh peran teknologi digital dalam perpindahan media baca dari cetak ke digital, dengan menyoroti peran telepon pintar sebagai alat akses bacaan yang dominan di Indonesia. Buku ini juga merujuk pada upaya-upaya pemerintah dalam mendorong literasi melalui gerakan literasi sekolah dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk PT Pos Indonesia dalam program pengiriman buku gratis. Tidak hanya itu, buku ini juga menyajikan konteks historis dan budaya melalui cerita tentang Sidang Istimewa MPR dan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap waktu dan hari yang dianggap “tidak baik” untuk sebuah hajatan. Dengan demikian, buku ini tidak hanya fokus pada aspek pendidikan dan literasi, tetapi juga menyajikan gambaran holistik tentang tantangan dan upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan budaya baca di Indonesia.
SIDANG Istimewa MPR yang dijadwalkan1 Agustus 2001 itu ternyata jatuh padahari Rabu Wage 11 Jumadilawal dalampenanggalan Jawa Menurut kepercayaanorang Jawa itu bukanlah waktu yangbaik untuk sebuah hajatan karena saat itukalapati atau ldquo waktu kemat
Jumlah Halaman | 52 |
---|---|
Kategori | Umum |
Penerbit | Tempo Publishing |
Tahun Terbit | 2021 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-344-550-4 |