Sinopsis Buku: Buku ini mengisahkan kisah hidup seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan sederhana di pedesaan, dengan kehidupan yang dipenuhi tantangan dan kebiasaan yang berbeda dari kehidupan modern. Dalam cerita ini, anak tersebut mengalami masa kecil yang penuh dengan kehangatan kasih sayang dari ibu yang menjadi pengasuh utama, sementara ayahnya bekerja di luar daerah. Rumah yang ditinggali adalah rumah joglo peninggalan kakek, yang menjadi tempat bermain dan kehangatan keluarga. Kehidupan sehari-hari di desa dijelaskan dengan detail, termasuk penggunaan sumber cahaya yang sederhana seperti lampu uplek, yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, anak tersebut mengalami berbagai pengalaman, seperti pergi ke sungai untuk mandi wudhu, melaksanakan sholat di rumah karena jarak ke masjid yang jauh, dan menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan sehari-hari. Cerita ini juga menggambarkan perasaan rindu akan kampung halaman, keinginan untuk mengejar ilmu, dan perjalanan menuju masa depan yang penuh dengan harapan. Selain itu, buku ini juga menyampaikan pesan moral yang dalam, sebagaimana terdapat dalam kitab suci, yang mengingatkan tentang keagungan dan kebijaksanaan Allah SWT. Dengan gaya penulisan yang penuh empati dan menggambarkan kehidupan sehari-hari secara realistis, buku ini menjadi pengantar yang mendalam bagi pembaca untuk mengenali nilai-nilai kehidupan yang sederhana namun penuh makna.
Buku ini bercerita tentang tokoh Aku Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu dirinya sendiri Siapa yang mengira anak kecil berkulit sawo matang itu aku Aku menjalani masa kecil bersama kakak yang selalu menyayangiku Amir namanya Ibu menjalani hari hari seorang diri merawat dan mendidik kami Beliau sosok ibu yang penuh kasih sayang Sementara bapak bertugas sebagai guru yang dinas jauh di pulau Timor dan saat ini telah menjadi sebuah Negara baru Hari demi haripun dilalui oleh tokoh Aku bersama kakak dan ibunya Karena keterbatasan jarak dan waktu tidak jarang tokoh aku memendam rindu untuk berjumpa dengan sang ayah Layaknya anak anak yang dapat berkumpul bersama keluarganya setiap hari Namun apa mau dikata aku hanya dapat berjumpa dengan ayah satu tahun sekali Penggalan kisah tersebut kemudian disajikan dalam sebuah karya berbentuk cerita Islami Bagaimanakah tokoh Aku melalui hari harinya di pelosok desa Mari simak cerita selengkapnya