Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan upaya untuk memahami visi moral dan etika keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) dalam konteks pluralisme keagamaan di Jawa Timur. Dalam era reformasi, Jawa Timur, yang dikenal sebagai kawasan padat pesantren dan basis komunitas NU, menghadapi tantangan baru berupa konflik dan tragedi kemanusiaan yang melibatkan umat beragama. Buku ini mengeksplorasi bagaimana komunitas NU, khususnya di Jawa Timur, merespons isu radikalisme dan intoleransi yang semakin mengemuka. Melalui studi yang dilakukan selama dua tahun (2008–2010), penulis mengungkap kesadaran moral dan etika keagamaan yang dimiliki oleh kalangan NU, terutama dalam menghadapi isu-isu pluralisme agama. Buku ini juga meninjau gagasan pluralisme keagamaan yang diinisiasi oleh kalangan muda NU, seperti Ulil Abshar Abdallah, dan bagaimana gagasan tersebut diterima atau ditolak oleh kalangan kiai dan warga NU. Dalam rangka menemukan referensi bertindak yang tepat untuk mengelola kebersamaan di tengah kemajemukan, buku ini menyajikan refleksi teoritis dan keterbatasan studi, serta mengupas konsepsi pluralisme keagamaan dari perspektif sosiologi dan etika. Buku ini menjadi referensi penting bagi pemahaman tentang bagaimana NU memperjuangkan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan keadilan dalam dunia yang semakin plural.
Sebagaimana telah jamak dimengerti oleh masyarakat Indonesia bahwa NU merupakan organisasi sosial keagamaan yang dengan gigih memperjuangkan karakter keagamaan yang moderat seimbang adil dan toleran Sejauh mana kesadaran moral atau etika ini dimengerti oleh komunitas NU dan bagaimana ikhtiar mereka menyikapi isu isu di seputar pluralisme agama menjadi menarik untuk dinarasikan sebagai bahan refleksi dan upaya untuk menemukan referensi bertindak yang tepat dalam mengelola kebersamaan di tengah kemajemukan