Sinopsis Buku: Buku ini membahas secara mendalam tentang epistemologi dalam konteks Islam, khususnya dalam argumen Al-Ghazali mengenai superioritas ilmu *ma’rifat* (pengetahuan yang mendekati hakikat kebenaran). Penulis menjelaskan bagaimana ilmu *ma’rifat* dalam tradisi Islam tidak hanya berupa pengetahuan empiris atau rasional, tetapi juga mencakup pengetahuan transenden yang mengarah pada pemahaman tentang kebenaran hakiki dan hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam buku ini, penulis mengeksplorasi perbedaan antara berbagai pendekatan epistemologi seperti positivistik, rasionalistik, dan fenomenologis, serta mengkritik kelemahan-kelemahan masing-masing dalam memahami hakikat pengetahuan. Dengan pendekatan epistemologi Islam, penulis menunjukkan bahwa pengetahuan transenden (ladunni) adalah kunci untuk memahami realitas yang lebih dalam dan mengakses kebenaran yang tidak terbatas oleh batas-batas dunia empiris. Buku ini juga menghadirkan perspektif filsuf, teolog, dan sufi dalam memahami ilmu *ma’rifat*, serta mempertanyakan kecukupan ilmu-ilmu empiris dan rasional dalam menggambarkan kebenaran hakiki. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi referensi akademis bagi para peneliti epistemologi Islam, tetapi juga menjadi panduan bagi siapa pun yang ingin memahami dimensi pengetahuan yang lebih mendalam dalam tradisi keislaman. Kesimpulan: Buku ini memperkenalkan epistemologi Islam sebagai alat untuk memahami kebenaran transenden melalui lensa ilmu *ma’rifat*, yang dianggap lebih superior dibandingkan pendekatan epistemologi lainnya dalam konteks keislaman. Penulis menekankan pentingnya pendekatan transenden dalam memahami realitas dan kebenaran, serta mengkritik kelemahan pendekatan empiris dan rasionalistik dalam hal ini.
Sejak Ismail Raji al Faruqi menegaskan pentingnya islamisasi ilmu maka persoalan ilmu pengetahuan dalam Islam kembali diperdebatkan Setiap perguruan tinggi Islam mencoba mencari formula integrasi antara ilmu umum dan agama Jawaban demi jawaban yang ditampilkan terasa parsial ketika tidak dikaji secara utuh tentang persoalan persoalan utama dalam epistemologi menurut Islam terlebih dahulu Pembahasan tentang epistemologi tidak akan utuh kecuali kita hadirkan kembali perspektif filsuf yang benar benar memahami hakikat ilmu dan pencabangannya Secara teoretis pembahasan epistemologi tersebut sangat penting bagi bangunan pengetahuan dalam Islam di tengah perdebatan epistemologi positivistik rasionalistik dan fenomenologi Dengan epistemologi Islam kita mampu bergerak dari dunia empiris hingga menembus sekat sekat transcendental ladunni Epistemologi transendental yang dikaji dalam tulisan ini merupakan refleksi pencarian kebenaran hakiki dari se orang teolog filsuf f qih sufi hujjah al Islam bahkan hujjah al ins n Muhammad bin Muhammad al Ghazali