Perpisahan dengan orang terkasih terutama anak merupakan hal yang sangat menyakitkan dan menguras air mata Kerinduan pada sosoknya sering kali menggerogoti hati dan pikiran Kumpulan puisi memorial ini merupakan bentuk kerinduan seorang ibu kepada mendiang anaknya Syahida yang meninggal beberapa saat setelah ia dilahirkan Salah satu puisi yang menunjukkan betapa rindunya sang ibu kepada anaknya adalah Elegi Rindu Syahida Tak bisa lagi tangisan menghentikan air mata Kering sudah bak padang di Sahara Tinggallah rindu panjang membuat jalanan Mencipta bayangmu duduk di hadapan Rindu ini teramat sangat Syahida Berat menahan tindihan getar di dada Sudahlah kuyakin kau pun tahu Mengerti akan kelemahan dan kebodohan ini Puisi berjudul Apalah Bunda juga akan menggetarkan jiwa pembaca Sudah banyak kumenangis Tak habis juga air mata ini menetes Bukan karena tak ikhlas akan kepergianmu Tapi karena selalu menghitung dosa dosa Apalah bunda wahai Anakku Tak mampu memperjuangkan nyawamu Tak mampu memberi kehangatan tubuhmu Tak mampu mendampingi panjangnya hidupmu Dalam buku ini penyair mengajak pembaca untuk ikut merasakan kerinduan hati seorang ibu terhadap anaknya yang telah tiada Pembaca akan menikmati bait bait puisi yang disajikan dengan nuansa gaya bahasa khas penyair yang sederhana tetapi mampu menyentuh jiwa Perpisahan dengan orang terkasih terutama anak merupakan hal yang sangat menyakitkan dan menguras air mata Kerinduan pada sosoknya sering kali menggerogoti hati dan pikiran Kumpulan puisi memorial ini merupakan bentuk kerinduan seorang ibu kepada mendiang anaknya Syahida yang meninggal beberapa saat setelah ia dilahirkan Salah satu puisi yang menunjukkan betapa rindunya ...sang ibu kepada anaknya adalah Elegi Rindu Syahida Tak bisa lagi tangisan menghentikan air mata Kering sudah bak padang di Sahara Tinggallah rindu panjang membuat jalanan Mencipta bayangmu duduk di hadapan Rindu ini teramat sangat Syahida Berat menahan tindihan getar di dada Sudahlah kuyakin kau pun tahu Mengerti akan kelemahan dan kebodohan ini Puisi berjudul Apalah Bunda juga akan menggetarkan jiwa pembaca Sudah banyak kumenangis Tak habis juga air mata ini menetes Bukan karena tak ikhlas akan kepergianmu Tapi karena selalu menghitung dosa dosa Apalah bunda wahai Anakku Tak mampu memperjuangkan nyawamu Tak mampu memberi kehangatan tubuhmu Tak mampu mendampingi panjangnya hidupmu Dalam buku ini penyair mengajak pembaca untuk ikut merasakan kerinduan hati seorang ibu terhadap anaknya yang telah tiada Pembaca akan menikmati bait bait puisi yang disajikan dengan nuansa gaya bahasa khas penyair yang sederhana tetapi mampu menyentuh jiwa