Hasil di atas menunjukkan bahwa V parahaemolyticus 4L mampu menimbulkan penyakit pada benih kerapu macan Hal ini selaras dengan pendapat Sjahrurachman 2006 bahwa bakteri patogen hams mempunyai kemampuan untuk masuk ke dalam inang mampu bertahan pada pintu masuk dan mampu untuk evasi atau sirkumvensi terhadap mekanisme pertahanan tubuh serta mampu menimbulkan gejala klinis Penggunaan dosis infeksi V parahaemolyticus 4L yang semakin tinggi pada benih kerapu macan menyebabkan mortalitas semakin tinggi Tabel 4 1 dan gejala penyakit yang ditimbulkan semakin parah Hal ini dikarenakanjumlah bakteri yang lebih banyak maka ikan uji akan lebih cepat terserang daripada jumlah bakteri yang lebih sedikit Infeksi bakteri dengan dosis 108 sel ikan menunjukkan rerata waktu kematian paling cepat daripada pemakaian dosis yang lebih rendah Dosis penyuntikan bakteri V parahaemolyticus 4L pada dosis 10 dan 10 sel ikan menyebabkan gejala penyakit berupa punggung menghitam hemorrhagic pada daerah kepala fovea nasalis operculum pangkal pinnae pectorales pinnae abdominales pinna analis eritema pada pangkal pinna caudalis dan pada beberapa ikan uji terdapat haemoragik yang merata pada kepala dan pinna caudalis Pengamatan gejala internal dengan pembedahan menunjukkan bahwa ikan yang mati mengalami pendarahan di sekitar rongga perut dan terdapat cairan kuning di dalamnya Gejala berlanjut pada exopthalmia pop eye yang ditandai dengan mata keruh dan membengkak Gambar 4 1 Gambar 4 1 Gejala penyakit pada uji LD70 V parahaemolyticus 4L hemorrhagic pada daerah mulut operculum dan pangkal sirip a exopthalmia b terdapat cairan kekuningan dalam rongga perut c Timbulnya haemoragik tidak selalu menyebabkan kematian pada ikan hingga akhir pengamatan terutama pada dosis infeksi yang rendah yaitu 102 104 sel ikan Dosis penyuntikan tersebut menyebabkan gejala penyakit punggung menghitam hemorrhagic pada pangkal pinnae pectorales dan pinna analis dengan gejala internal yang sama pada dosis di atas Hal tersebut berbeda dengan kelompok ikan kontrol yang tetap pada 19Hasil di atas menunjukkan bahwa V parahaemolyticus 4L mampu menimbulkan penyakit pada benih kerapu macan Hal ini selaras dengan pendapat Sjahrurachman 2006 bahwa bakteri patogen hams mempunyai kemampuan untuk masuk ke dalam inang mampu bertahan pada pintu masuk dan mampu untuk evasi atau sirkumvensi terhadap mekanisme pertahanan tubuh serta mampu menimbulkan ...gejala klinis Penggunaan dosis infeksi V parahaemolyticus 4L yang semakin tinggi pada benih kerapu macan menyebabkan mortalitas semakin tinggi Tabel 4 1 dan gejala penyakit yang ditimbulkan semakin parah Hal ini dikarenakanjumlah bakteri yang lebih banyak maka ikan uji akan lebih cepat terserang daripada jumlah bakteri yang lebih sedikit Infeksi bakteri dengan dosis 108 sel ikan menunjukkan rerata waktu kematian paling cepat daripada pemakaian dosis yang lebih rendah Dosis penyuntikan bakteri V parahaemolyticus 4L pada dosis 10 dan 10 sel ikan menyebabkan gejala penyakit berupa punggung menghitam hemorrhagic pada daerah kepala fovea nasalis operculum pangkal pinnae pectorales pinnae abdominales pinna analis eritema pada pangkal pinna caudalis dan pada beberapa ikan uji terdapat haemoragik yang merata pada kepala dan pinna caudalis Pengamatan gejala internal dengan pembedahan menunjukkan bahwa ikan yang mati mengalami pendarahan di sekitar rongga perut dan terdapat cairan kuning di dalamnya Gejala berlanjut pada exopthalmia pop eye yang ditandai dengan mata keruh dan membengkak Gambar 4 1 Gambar 4 1 Gejala penyakit pada uji LD70 V parahaemolyticus 4L hemorrhagic pada daerah mulut operculum dan pangkal sirip a exopthalmia b terdapat cairan kekuningan dalam rongga perut c Timbulnya haemoragik tidak selalu menyebabkan kematian pada ikan hingga akhir pengamatan terutama pada dosis infeksi yang rendah yaitu 102 104 sel ikan Dosis penyuntikan tersebut menyebabkan gejala penyakit punggung menghitam hemorrhagic pada pangkal pinnae pectorales dan pinna analis dengan gejala internal yang sama pada dosis di atas Hal tersebut berbeda dengan kelompok ikan kontrol yang tetap pada 19