Sinopsis: Di sebuah desa yang terletak di sebelah utara kota Garut, terdapat seorang wanita kaya raya bernama Nyai Bagendit. Rumahnya mewah dan lumbung padi yang luas menjadi simbol kekayaannya. Namun, kekayaannya justru menjadi beban bagi para petani yang terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga murah kepada Nyai Bagendit. Mereka terjebak dalam sistem ekonomi yang tidak adil, di mana harga beras melambung tinggi ketika stok padi habis, dan mereka kembali membeli dari Nyai Bagendit dengan harga yang tidak terjangkau. Ketidakadilan yang terjadi membuat para petani terus-menerus berdoa agar ada balasan dari Tuhan. Suatu hari, seorang nenek misterius muncul di desa tersebut. Ia memutuskan untuk memberikan hukuman kepada Nyai Bagendit atas kesombongannya dan arogansinya. Nenek tersebut menantang Nyai Bagendit untuk mencabut tongkatnya dari tanah, yang sebenarnya adalah simbol kekuasaan dan kekayaannya. Meski berusaha dengan tenaga penuh, Nyai Bagendit gagal mencabut tongkat itu. Akhirnya, nenek tersebut dengan satu hentakan memecahkan tongkat itu, dan air mata para penduduk yang sengsara menyembur keluar, mengakibatkan banjir besar yang menghanyutkan Nyai Bagendit dan harta bendanya. Setelah banjir, desa tersebut berubah menjadi danau kecil yang dikenal sebagai *Situ Bagendit*. Dalam mitos yang beredar, terkadang dapat dilihat lintah besar di dasar danau, yang dianggap sebagai penjelmaan Nyai Bagendit yang gagal kabur dari jebakan air bah. Legenda ini menjadi cerita tentang keadilan, hukuman, dan konsekuensi dari sikap arogan dan tidak adil.
Semangat untuk berbagi terutama dalam literasi khazanah DONGENG DONGENG NUSANTARA yang mendasari penerbit menghadirkan konten konten di buku ini Penerbit berharap semoga konten yang diterbitkan ini bisa bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran bagi siapapun juga
Jumlah Halaman | 34 |
---|---|
Kategori | Pustaka Anak |
Penerbit | Hi-Kids |
Tahun Terbit | 2023 |
ISBN | 978-623-311-855-2 |
eISBN | 978-623-135-227-9 |