Karakter geografi Indonesia sebagai negara kepulauan mengandung tantangan di sektor pertahanan terutama pertahanan udara yang hampir tidak ditemukan pada negara lain Pada negara kontinental sistem pertahanan udara digelar pada pesisir dan sejumlah lokasi di daratannya sehingga mampu menutup ruang udaranya secara penuh Hal tersebut tidak mungkin dilakukan di Indonesia karena di antara pulau pulau nusantara terdapat laut yang sangat luas yang tidak mungkin dibangun instalasi radar dan satuan rudal Hanud secara permanen Selain itu ada pula alur laut kepulauan Indonesia ALKI yang diizinkan untuk navigasi udara dan laut asing untuk dilintasi secara damai tanpa harus mengajukan izin ke otoritas penerbangan dan pelayaran Indonesia Akibatnya ruang udara Indonesia menjadi secara teknis tidak mungkin tertutup secara rapat dan sistem pertahanan udara Indonesia harus dirancang sedemikian rupa untuk tetap mampu menangkal ancaman matra udara Dinamika keamanan regional dan global juga semakin dinamis ancaman tidak selalu muncul dari intrusi aset militer asing tetapi juga dapat berasal dari aktor nonnegara seperti kelompok teroris maupun kriminal lintas negara yang memanfaatkan ruang udara Indonesia untuk melakukan aksinya Selain itu telah berkembang dengan cepat teknologi rudal hipersonik yang sulit untuk dilumpuhkan Dalam menyikapi dinamika ancaman tersebut penulis mencoba membangun konsep pertahanan udara negara kepulauan Indonesia modern yang dinamakan Dirgantara Nusantara Konsep pertahanan ini diselaraskan dengan visi Poros Maritim Dunia konsep pertahanan matra lain seperti konsep Pertahanan Pulau pulau Besar dan Jaring Nusantara agar tercipta kemampuan operasi militer yang bersifat lintas matra dan berdaya tangkal tinggi Karakter geografi Indonesia sebagai negara kepulauan mengandung tantangan di sektor pertahanan terutama pertahanan udara yang hampir tidak ditemukan pada negara lain Pada negara kontinental sistem pertahanan udara digelar pada pesisir dan sejumlah lokasi di daratannya sehingga mampu menutup ruang udaranya secara penuh Hal tersebut tidak mungkin dilakukan di Indonesia karena di ...antara pulau pulau nusantara terdapat laut yang sangat luas yang tidak mungkin dibangun instalasi radar dan satuan rudal Hanud secara permanen Selain itu ada pula alur laut kepulauan Indonesia ALKI yang diizinkan untuk navigasi udara dan laut asing untuk dilintasi secara damai tanpa harus mengajukan izin ke otoritas penerbangan dan pelayaran Indonesia Akibatnya ruang udara Indonesia menjadi secara teknis tidak mungkin tertutup secara rapat dan sistem pertahanan udara Indonesia harus dirancang sedemikian rupa untuk tetap mampu menangkal ancaman matra udara Dinamika keamanan regional dan global juga semakin dinamis ancaman tidak selalu muncul dari intrusi aset militer asing tetapi juga dapat berasal dari aktor nonnegara seperti kelompok teroris maupun kriminal lintas negara yang memanfaatkan ruang udara Indonesia untuk melakukan aksinya Selain itu telah berkembang dengan cepat teknologi rudal hipersonik yang sulit untuk dilumpuhkan Dalam menyikapi dinamika ancaman tersebut penulis mencoba membangun konsep pertahanan udara negara kepulauan Indonesia modern yang dinamakan Dirgantara Nusantara Konsep pertahanan ini diselaraskan dengan visi Poros Maritim Dunia konsep pertahanan matra lain seperti konsep Pertahanan Pulau pulau Besar dan Jaring Nusantara agar tercipta kemampuan operasi militer yang bersifat lintas matra dan berdaya tangkal tinggi