Sinopsis Buku: "Di Balik Pascakolonial: Arsitektur, Ruang Kota dan Budaya Politik di Indonesia" Buku ini menggali kembali sejarah arsitektur dan perkotaan Indonesia dalam konteks yang lebih luas, yaitu hubungan antara ruang, kekuasaan, dan imajinasi nasional. Buku ini mengajak pembaca untuk melihat kembali bagaimana struktur ruang kota, bangunan, dan perencanaan wilayah tidak hanya sebagai refleksi dari teknologi atau estetika, tetapi juga sebagai alat untuk membangun dan mempertahankan identitas nasional, baik dalam masa kolonial maupun pascakolonial. Dalam upaya memahami perubahan yang terjadi sejak kemerdekaan, buku ini menggambarkan bagaimana arsitektur dan ruang kota menjadi medium untuk menyampaikan imajinasi politik, budaya, dan kekuasaan. Buku ini juga mengungkapkan bagaimana bangsa Indonesia, dalam masa Orde Baru, mencoba mengembangkan identitas nasional melalui rekonstruksi ruang kota, seperti pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, serta pengembangan kampus-kampus besar yang dianggap sebagai simbol kekuasaan dan modernitas. Selain itu, buku ini juga membahas bagaimana arsitektur dan ruang kota menjadi saksi bisu perubahan sosial, politik, dan budaya dalam konteks pascakolonial, termasuk peran arsitek dalam membangun imajinasi nasional dan bagaimana kota-kota besar seperti Jakarta menjadi pusat perubahan dan konflik. Dengan pendekatan yang kritis dan multidisiplin, buku ini memberikan wawasan mendalam tentang hubungan antara ruang, kekuasaan, dan identitas nasional dalam sejarah Indonesia.
Sinopsis Buku: \"Di Balik Pascakolonial: Arsitektur, Ruang Kota dan Budaya Politik di Indonesia\" Buku ini menggali kembali sejarah arsitektur dan perkotaan Indonesia dalam konteks yang lebih luas, yaitu hubungan antara ruang, kekuasaan, dan imajinasi nasional. Buku ini mengajak pembaca untuk melihat kembali bagaimana struktur ruang kota, bangunan, dan perencanaan wilayah tidak hanya sebagai refleksi dari teknologi atau estetika, tetapi juga sebagai alat untuk membangun dan mempertahankan identitas nasional, baik dalam masa kolonial maupun pascakolonial. Dalam upaya memahami perubahan yang terjadi sejak kemerdekaan, buku ini menggambarkan bagaimana arsitektur dan ruang kota menjadi medium untuk menyampaikan imajinasi politik, budaya, dan kekuasaan. Buku ini juga mengungkapkan bagaimana bangsa Indonesia, dalam masa Orde Baru, mencoba mengembangkan identitas nasional melalui rekonstruksi ruang kota, seperti pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, serta pengembangan kampus-kampus besar yang dianggap sebagai simbol kekuasaan dan modernitas. Selain itu, buku ini juga membahas bagaimana arsitektur dan ruang kota menjadi saksi bisu perubahan sosial, politik, dan budaya dalam konteks pascakolonial, termasuk peran arsitek dalam membangun imajinasi nasional dan bagaimana kota-kota besar seperti Jakarta menjadi pusat perubahan dan konflik. Dengan pendekatan yang kritis dan multidisiplin, buku ini memberikan wawasan mendalam tentang hubungan antara ruang, kekuasaan, dan identitas nasional dalam sejarah Indonesia.
Jumlah Halaman | 0 |
---|---|
Kategori | Sosial |
Penerbit | Unair Press |
Tahun Terbit | 2006 |
ISBN | 978-979-3557-70-0 |
eISBN | 978-602-473-154-0 |