Sinopsis Buku: Buku ini membahas konsep "Akhir Sejarah" dalam perspektif filsafat dan budaya, khususnya melalui kacamata Jacques Derrida, seorang tokoh utama dalam pemikiran post-strukturalisme. Dalam buku ini, Derrida menantang gagasan yang diusung oleh Francis Fukuyama dalam bukunya *The End of History and the Last Man*, yang mengklaim bahwa sejarah manusia telah mencapai akhir dan peradaban akan bergerak menuju keadaan stabil dan universal. Derrida menunjukkan bahwa klaim ini mengandung muatan ideologis yang memihak pada satu bentuk ideologi tertentu, sehingga tidak menggambarkan realitas sejarah yang kompleks dan dinamis. Derrida menegaskan bahwa yang benar-benar berakhir bukanlah sejarah itu sendiri, melainkan konsep "akhir sejarah" itu. Menurutnya, sejarah tetap berlangsung dengan pergulatan dan logika yang khasnya sendiri. Buku ini juga menjelaskan konsep-konsep kunci seperti *différance* (beda yang berbeda), dekonstruksi, serta etos dekonstruktif, yang menjadi dasar pemikiran Derrida dalam menantang dan membongkar struktur kekuasaan, kebenaran, dan pemahaman tradisional tentang sejarah. Selain itu, buku ini juga menyajikan pandangan-pandangan dari para tokoh postmodern lainnya, seperti Jean-François Lyotard dan Jean Baudrillard, yang semuanya berkontribusi dalam mempertanyakan dan menguraikan gagasan "akhir sejarah" dari berbagai perspektif filosofis dan budaya. Buku ini menjadi panduan penting untuk memahami bagaimana pemikiran postmodern menantang narasi-narasi sejarah yang dominan dan membuka ruang bagi pemahaman yang lebih inklusif dan kritis.
Derrida adalah tokoh terdepan dalam poststrukturalisme Dengan nalarnya Derrida menolak hipotesis Francis Fukuyama dalam bukunya The End of History and the Last Man Fukuyama melihat adanya akhir dari sejarah dan peradaban manusia Pemaknaan semacam ini yang ditentang Derrida Menurut Derrida yang berakhir bukanlah sejarah melainkan konsep tentang sejarah itu sendiri yakni konsep The End of the History Sejarah tetap terus berlangsung mengikuti zamannya