Sinopsis Buku: Buku ini adalah kisah hidup seorang tokoh yang berani, H. Suparman, yang mengalami perjalanan hidup penuh tantangan dan pengorbanan. Mulai dari pengalaman pahitnya sebagai tahanan politik di Pulau Buru, tempat pembuangan yang berubah menjadi goulag, hingga upaya pemulihan diri dan kehidupan setelah dibebaskan. Dalam buku ini, Suparman juga menceritakan perannya sebagai pengajar bahasa Inggris dan Perancis di beberapa proyek besar seperti PLTA Saguling, yang menjadi bukti ketekunan dan semangat belajarnya yang luar biasa. Dengan metode mengajar yang berfokus pada pengulangan dan peniruan, ia berhasil menguasai bahasa asing dengan cepat, menunjukkan bahwa kunci keberhasilan terletak pada konsistensi dan kepercayaan diri. Buku ini tidak hanya menggambarkan perjuangan seseorang, tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah Tragedi 1965 dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan narasi yang tulus dan penuh makna, buku ini menjadi pengingat akan pentingnya pendidikan, keberanian, dan semangat hidup dalam menghadapi segala tantangan.
Empat puluh tahun sudah berlalu sejak terjadinya Peristiwa 65 yang sangat mengerikan itu Tetapi sampai sekarang masih belum ada penyelesaian terhadap orang orang yang telah dikorbankan menjadi tumbal terbentuknya sistem ekonomi dunia baru seperti yang sekarang kita kenal sebagai imperialisme global di bawah kepemimpinan tunggal Amerika Serikat Berbagai usaha dan berbagai perjuangan sudah dilakukan Hampir semua kekuatan demokrasi di tanah air bekerja keras selama lebih dari delapan tahun untuk memperjuangkan adanya keadilanbagi penyelesaian apa yang disebut Peristiwa G 30 S Seminar simposium class action bahkan sampai diundangkannya Undang Undang KKR dan dipilihnya 42 calon anggota KKR Berbagai tulisan artikel tentang peristiwa 65 itu sudah banyak diungkap di dalam berbagai media baik cetak maupun elektronik dan bahkan buku yang mengangkat masalah yang sama sudah banyak beredar termasuk hasil penelitian dan pembokaran kuburan massal korban holocoust yang dilakukan rezim Orde Baru tetapi pemerintah bergeming dengan sikapnya yang seolah olah mau melupakan Peristiwa G 30 S yang dahsyat itu Bahkan pemerintah lebih mengutamakan penyelesaian damai dengan GAM yang sudah jelas melakukan pemberontakan terhadap pemerintah sah RI selama belasan dan bahkan puluhan tahun Dari sekian banyak artikel tulisan dan buku buku yang sudah terbit tentang Peristiwa 65 penulis mencoba menambah khasanah sejarah Indonesia yang kelam ini dengan sebuah catatan tragedi 65 yang diberi judul Dari Pulau Buru Sampai ke Mekah dengan harapan anak cucu penulis khususnya dan generasi muda bangsa Indonesia pada umumnya memahami tentang betapa dahsyatnya peristiwa tersebut terhadap manusia dan kemanusiaan
Jumlah Halaman | 344 |
---|---|
Kategori | Sejarah |
Penerbit | Nuansa Cendekia |
Tahun Terbit | 2006 |
ISBN | 979-24-5628-7 |
eISBN | 978-602-350-320-9 |