Sinopsis Buku: Buku ini mengumpulkan sejumlah kolom budaya yang ditulis oleh Abdul Malik, seorang penulis dan jurnalis yang berkomitmen untuk menghidupkan dan mengembangkan dunia budaya di Kota Malang. Dalam buku ini, pembaca akan menemukan beragam tulisan yang mencakup peran dan kontribusi para tokoh budaya seperti Ang Hien Hoo, Ratna Indraswari Ibrahim, hingga Hikajat Kebonagung. Tulisan-tulisan ini tidak hanya menggambarkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga menyoroti upaya-upaya yang dilakukan untuk membangun ruang-ruang seni dan budaya yang relevan dan inklusif. Salah satu topik yang dibahas secara mendalam adalah tentang wayang Potehi, sebuah seni tradisional yang hampir punah. Abdul Malik menelusuri sejarah dan keberadaan dalang wayang Potehi di Jawa Timur, menemukan bahwa hanya sembilan orang yang masih aktif, dengan mayoritas mengikuti agama Islam. Tulisan ini juga menggambarkan kepedulian dan komitmen jurnalis dalam menjalankan peran sebagai pengamat dan penyebar informasi budaya yang akurat dan berimbang. Selain itu, buku ini juga menyajikan kisah-kisah inspiratif tentang pertemuan dan kolaborasi antara jurnalis, pelaku seni, dan masyarakat, yang membentuk ruang dialog dan kritik yang produktif dalam dunia budaya. Buku ini menjadi bukti bahwa budaya tidak hanya tentang konservasi, tetapi juga tentang keterlibatan aktif dan inovasi dalam menjaga kehidupan seni dan budaya di tengah dinamika zaman modern. Dengan gaya penulisan yang penuh semangat, kritis, dan penuh kepedulian, buku ini menjadi panduan dan pengingat bagi siapa pun yang tertarik untuk memahami dan menjaga nilai-nilai budaya lokal yang kaya dan unik.
Sinopsis Buku: Buku ini mengumpulkan sejumlah kolom budaya yang ditulis oleh Abdul Malik, seorang penulis dan jurnalis yang berkomitmen untuk menghidupkan dan mengembangkan dunia budaya di Kota Malang. Dalam buku ini, pembaca akan menemukan beragam tulisan yang mencakup peran dan kontribusi para tokoh budaya seperti Ang Hien Hoo, Ratna Indraswari Ibrahim, hingga Hikajat Kebonagung. Tulisan-tulisan ini tidak hanya menggambarkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga menyoroti upaya-upaya yang dilakukan untuk membangun ruang-ruang seni dan budaya yang relevan dan inklusif. Salah satu topik yang dibahas secara mendalam adalah tentang wayang Potehi, sebuah seni tradisional yang hampir punah. Abdul Malik menelusuri sejarah dan keberadaan dalang wayang Potehi di Jawa Timur, menemukan bahwa hanya sembilan orang yang masih aktif, dengan mayoritas mengikuti agama Islam. Tulisan ini juga menggambarkan kepedulian dan komitmen jurnalis dalam menjalankan peran sebagai pengamat dan penyebar informasi budaya yang akurat dan berimbang. Selain itu, buku ini juga menyajikan kisah-kisah inspiratif tentang pertemuan dan kolaborasi antara jurnalis, pelaku seni, dan masyarakat, yang membentuk ruang dialog dan kritik yang produktif dalam dunia budaya. Buku ini menjadi bukti bahwa budaya tidak hanya tentang konservasi, tetapi juga tentang keterlibatan aktif dan inovasi dalam menjaga kehidupan seni dan budaya di tengah dinamika zaman modern. Dengan gaya penulisan yang penuh semangat, kritis, dan penuh kepedulian, buku ini menjadi panduan dan pengingat bagi siapa pun yang tertarik untuk memahami dan menjaga nilai-nilai budaya lokal yang kaya dan unik.
Jumlah Halaman | 252 |
---|---|
Kategori | Sosial |
Penerbit | Media Nusa Creative |
Tahun Terbit | 2016 |
ISBN | 978-602-17789-3-7 |
eISBN |