Dulu kami adalah penghuni surga Kami adalah teman para malaikat Biar kami semua kembali ke sana Betapa jauh alam debu ini dari hakikatnya yang terdalam Mi rajlah menanti fajar menyingsing Berharap kapal yang engkau tumpangi bersandar di DERMAGA CINTA BIRU Tempat di mana kita mengucap janji suci yang disaksikan oleh semesta Oleh bulannya bulan terbelah dua Ciuman lembut angin sepoi berasal dari pilihan rambutnya yang ikal Kilatan petir berasal dari pipinya yang menyerupai tengah hari Surgamu surga kita Ketika itu dirimu sungguh mewujud bagiku namun pemilik semesta melingkupimu menjadi siluet yang samar Agar setiap mata terasing dari wajahmu Menanti saatnya tiba dalam kekekalan kita sebagaimana kekalnya Allah dalam diri kita Kamu adalah Dia Raja di raja utusan langit diselimuti cahayaNya Yang tercium dengan jejak mewangian yang tak seorang pun mengenaliNya Karena pertanda Ephipani itu tersimpan di hati terdalam sang bidadari Aku kamu Dermaga Cinta BiruDulu kami adalah penghuni surga Kami adalah teman para malaikat Biar kami semua kembali ke sana Betapa jauh alam debu ini dari hakikatnya yang terdalam Mi rajlah menanti fajar menyingsing Berharap kapal yang engkau tumpangi bersandar di DERMAGA CINTA BIRU Tempat di mana kita mengucap janji suci yang disaksikan oleh semesta ...Oleh bulannya bulan terbelah dua Ciuman lembut angin sepoi berasal dari pilihan rambutnya yang ikal Kilatan petir berasal dari pipinya yang menyerupai tengah hari Surgamu surga kita Ketika itu dirimu sungguh mewujud bagiku namun pemilik semesta melingkupimu menjadi siluet yang samar Agar setiap mata terasing dari wajahmu Menanti saatnya tiba dalam kekekalan kita sebagaimana kekalnya Allah dalam diri kita Kamu adalah Dia Raja di raja utusan langit diselimuti cahayaNya Yang tercium dengan jejak mewangian yang tak seorang pun mengenaliNya Karena pertanda Ephipani itu tersimpan di hati terdalam sang bidadari Aku kamu Dermaga Cinta Biru