Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan keindahan dan keunggulan sistem tanam subak yang masih bertahan di Pulau Dewata, Bali. Subak, sebagai warisan leluhur, tidak hanya menjadi sistem irigasi yang efektif, tetapi juga menjadi landasan bagi praktik pertanian organik yang berkelanjutan. Buku ini menguraikan bagaimana petani di Bali mampu menggabungkan tradisi subak dengan pertanian organik, sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi tanpa merusak lingkungan. Dalam buku ini, dibahas pula berbagai upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan Tuhan, seperti upacara magpag toya penanaman padi dan upacara nangluk merana untuk melindungi tanaman dari hama. Selain itu, disampaikan pula metode alami untuk mengendalikan hama, seperti penggunaan semut sebagai predator alami wereng. Buku ini juga menyajikan hasil riset yang menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dan pengurangan pupuk anorganik dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan. Selain itu, buku ini juga mengungkapkan keberhasilan sawah organik di Subak Selat yang terbukti bebas dari bahan kimia berbahaya berdasarkan pengamatan oleh ahli dari FAO. Dengan bahasa yang sederhana dan informatif, buku ini menjadi referensi yang menarik bagi para pecinta pertanian organik, sejarah pertanian, serta budaya Bali.
Subak merupakan sistem tanam padi warisan leluhur yang masih terjaga hingga era moderen Petani padi di Bali memadukan sistem subak dengan pertanian organik Hasilnya panen meningkat dan lingkungan alam terjaga Buku ini menyajikan keindahan sistem tanam subak yang masih bertahan di Pulau Dewata Dalam buku ini juga terdapat artikel yang mengulas padi lokal bercitarasa nikmat yang telah dimuat di Majalah Trubus pada 2009
Jumlah Halaman | 32 |
---|---|
Kategori | Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kelautan |
Penerbit | Trubus Swadaya |
Tahun Terbit | 2019 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-7468-92-9 |