Sinopsis Buku: Di tengah pulau kecil yang dikelilingi lautan luas, seorang anak gadis bernama Cici lahir dengan darah asli keturunan Madura. Tinggi, kurus, dan dengan semangat yang tak terkalahkan, ia memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang syahbandar. Namun, keinginan itu harus diwujudkan melalui usaha keras. Setiap pagi, pukul 02.00, ia bangun untuk ikut aji dan membantu ayahnya, Ma’, yang dengan gerobaknya berjualan di pelabuhan kapal penumpang. Perjalanan itu penuh tantangan, namun ia tak pernah menyerah. Dengan semangat dan keinginan yang luar biasa, Cici ingin membahagiakan ayah dan ibunya, meskipun jalan menuju kesuksesan terbilang berat. Buku ini menggambarkan perjalanan hidup Cici yang penuh makna, di mana keindahan alam dan kehidupan di Kangean menjadi latar belakang dari perjuangan dan harapan seorang anak muda. Dalam setiap langkahnya, ia terus berusaha menggapai impian, sembari mengingat pesan moral yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an, seperti QS. Al-Imran ayat 109 dan QS. Al-Baqarah ayat 153, yang mengingatkan bahwa segala sesuatu milik Allah dan hanya kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Melalui kisah Cici, buku ini menjadi motivasi bagi pembaca untuk tetap berusaha, bersabar, dan beriman. Semangat untuk menuntut ilmu, seperti yang dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, menjadi bagian dari perjalanan hidup yang indah, yang dianugerahkan oleh Allah. Buku ini juga mengingatkan bahwa keindahan perjalanan hidup terletak pada ketulusan hati, kesabaran, dan kepercayaan pada-Nya.
Awalnya aku tak pernah berfikir untuk pergi meninggalkan pulau kecil ini disini indah Dimana kicau burung akan beramai ramai bernyanyi saat terbang diatas lautan luas saat fajar mulai menyingsing Debur ombak yang seakan menyambut kedatangan dan juga tiang tiang kokoh kapal yang bertengger indah meski masih terikat kuat di dermaga Tapi semua bagai mustahil bagiku saat aji memanggilku lalu berkata Aji mau cici sekolah di jawa ga nak Akuyang sudah dari kecil tak pernah mengetahui apa itu jawa karena akupun sadar aku lebih senang di pulau ini jadi tanpa piker panjang aku menjawab dengan sekenanya Iya terserah aji cici mau mau aja Disinilah asal mulaku menjalani semua rencana yang tak pernah terpikirkan oleh ku dari dulu hanya ada satu hal yang menjadi pertanyaanku Apakah aku bisa menjalaninya