Sinopsis Buku: Buku ini menggambarkan nasib tragis belibis di tanah air, yang menjadi salah satu satwa liar yang sangat diminati oleh masyarakat. Belibis, yang memiliki habitat di rawa lebak dan daerah basah, merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang kian terancam akibat kebiasaan masyarakat menyantap dagingnya. Buku ini menjelaskan betapa pentingnya belibis dalam ekosistem rawa, sekaligus mengungkap konflik antara kebutuhan manusia dan perlindungan alam. Dalam buku ini, dibahas bagaimana belibis menjadi ikon kota di beberapa daerah, seperti Amuntai, Kalimantan Selatan, di mana harga belibis bakar bisa mencapai Rp80.000 hingga Rp150.000 per porsi. Namun, di balik popularitasnya sebagai makanan, belibis juga menjadi sasaran pemburu yang terus-menerus mengurangi populasi alaminya. Buku ini juga menyajikan data menarik mengenai jumlah belibis yang terdapat di alam, seperti ratusan hingga ribuan ekor yang terlihat saat terbang membentuk formasi huruf V. Selain itu, buku ini menyoroti upaya-upaya konservasi yang dilakukan oleh para peneliti, penangkar, dan organisasi terkait, sebagai bentuk perlindungan terhadap belibis yang terancam punah. Buku ini menjadi rujukan yang mendalam bagi pembaca yang ingin memahami kehidupan, peran, dan nasib belibis di tengah tekanan manusia.
Populasi belibis kian menyusut karena kebiasaan masyarakat menyantap daging satwa liar itu Peneliti burung air di Wetland International Programme di Bogor Jawa Barat Ferry Hasudungan mengatakan masyarakat di Kalimantan menyukai belibis goreng atau bakar Belibis dihidangkan seperti daging bebek atau ayam Di sana menu belibis malah menjadi ikon kota Nasib belibis bagai pisau bermata dua Di satu sisi diburu di sisi lain dilindungi Buku ini mengulas tentang nasib belibis di tanahair yang bisa menjadi rujukan bagi pembaca untuk mengenal belibis secara mendalam nbsp nbsp
Jumlah Halaman | 29 |
---|---|
Kategori | Umum |
Penerbit | Trubus Swadaya |
Tahun Terbit | 2019 |
ISBN | - |
eISBN | 978-623-7468-36-3 |