Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan

Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan

Sidik Permana

Telah di baca oleh 4 pemustaka, dengan total durasi baca 00:29:29

Deskripsi Buku

Berbeda dengan binatang manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan atau ekosistemnya dilandasi kuat oleh kebudayaan Kebudayaan diperoleh manusia tidaklah diwariskan secara genetik tetapi melalui proses belajar secara terus menerus selama hidupnya Kebudayaan penduduk perdesaan adalah milik masyarakat bukan milik individu Kebudayaan oleh para pendukungnya digunaan dalam kehidupan sehari hari seperti diwujudkan dalamberbagai tindakan nyata sebagai warga masyarakat perdesaan yang hanya mungkin dapat terjadi karena adanya berbagai pranata sosial yang dipunyai oleh masyarakat tersebut Kebudayaan menjadi suatu kumpulan pedoman atau pegangan yang kegunaan operasional dalam manusia untuk mengadaptasikan diri terhadap lingkungannya1 Ditilik dari program dan pelaksanaan pembangunan di tanah air kita walaupun selama 15 tahun pemerintah Indonesia telah melaksanakan konsep pembangunan yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium PBB TPM PBB atau UN Millennium Development Goals UN MDG dan sejak September 2015 hingga 15 tahun mendatang negara kita juga telah mengadopsi program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG Sustainable Development Goals hingga 2030 namun hingga dewasa ini pembangunan tersebut cenderung masih tetap dominan mementingkan pada aspek ekonomi dan mengabaikan aspek sosial masyarakat dan aspek lingkungan hidup serta cenderung bias pada pembangunan di perkotaan Akibatnya telah timbul berbagai kesenjangan antara desa dan kota dalam hal pelayanan sosial seperti kesehatan pendidikan pendapatan perkapita masyarakat dan lainnya Padahal secara umum penduduk Indonesia masih dominan di pedesaan Demikian pula sumber daya alam baik sumber dayaalam terbaharukan seperti tumbuhan dan binatang serta sumber daya tidak terbaharukan seperti minyak bumi gas tambang batu bara mas tembaga timah dan lainnya ada di perdesaan Oleh karena itu berbagai program pembangunan di perdesaan Indonesia adalah sebuah keniscayaan Orientasi pembangunan seyogianya tidak hanya ditekankan di kawasan perkotaan saja tapi perlu menjaga keseimbangan dengan melakukan pula pembangunan di perdesaan secara sepadan Pasalnya ditilik dari prinsip ekologi bahwa desa dan kota dapat dipandang sebagai suatu ekosistem Kedua ekosistem tersebut senantiasa saling berhubungan secara timbal balik dengan adanya arus materi energi dan informasi secara terus menerus Berbeda dengan binatang manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan atau ekosistemnya dilandasi kuat oleh kebudayaan Kebudayaan diperoleh manusia tidaklah diwariskan secara genetik tetapi melalui proses belajar secara terus menerus selama hidupnya Kebudayaan penduduk perdesaan adalah milik masyarakat bukan milik individu Kebudayaan oleh para pendukungnya digunaan dalam kehidupan sehari hari seperti diwujudkan dalamberbagai ...

Style

MLA Style
Permana, Sidik. Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Deepublish, 2016. Online.
Chicago Style
Permana, Sidik. Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Deepublish, 2016.
Turabian Style
Permana, Sidik, Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Deepublish, 2016.
APA Style
Permana, Sidik. (2016). Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Deepublish.
Harvard Style
Permana, Sidik, 2016, Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan, Deepublish, Yogyakarta.
IEEE Style
Sidik Permana. Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Deepublish, 2016.

Detail Buku

Jumlah Halaman
206
Kategori
Sub Kategori
Penerbit
Tahun Terbit
ISBN
978-602-475-584-3
eISBN
-

Buku Rekomendasi

Lihat Semua

Buku Terkait

Lihat Semua